Lokasi Pengunjung Blog

Saturday, January 31, 2009

Sepeda Onthel & Trumpet


Ini foto unik, peristiwa jadul, jaman dulu.

Marching band biasanya erat kaitannya dengan urusan baris berbaris, bunyi genderang dan musiknya berguna untuk menyelaraskan derap langkah anggota barisan. Tapi para serdadu kelompok marching band ini beraksi memainkan tambur serta meniup trumpet sembari..., mengayuh sepeda onthel.

Ah, ada2 saja. Mentang2 trumpet itu bisa dimainkan hanya dengan satu tangan, sementara tangan yang lain masih bisa dipakai megang setang. Coba kalau yang ditiup itu saxophone. Mana bisa dia main saxophone sambil nyetir sepeda onthel?! Wis jan...

Wednesday, January 28, 2009

Sax & Moge


Suara saxophone itu bisa lirih, bisa juga meraung kayak bunyi knalpot motor gede ini.

(Eh..., menurut saya model motor Yamaha Virago ini kok cantik ya. Knalpotnya mirip bentuk..., saxophone. Piye Jal?).

Tuesday, January 27, 2009

Saxophone coklat...


Saxophone itu dibuat dari bahan kuningan, bukan coklat. Mengapa? Supaya dia ditiup, bukan malah dima'em..., nyam nyam nyam.

When I Fall in Love

Can't Help Falling in Love with U

Tuesday, January 20, 2009

Sunday, January 18, 2009

Saturday, January 17, 2009

SAXOPHONE ALA TOBACCO PIPE


SAXOPHONE ALA TOBACCO PIPE

Kesan pertama ketika dulu saya melihat sosok saxophone adalah:” Ee.., lha kok apik tenan, melengkung kayak pipa cangklong, kayak pipa rokoknya mbah Kakung”. Ya.., bentuk keduanya pancen agak mirip. Bedanya, yang satu berukuran bongsor yang lain bonsai alias imut. Dan sekarang setelah seluk beluk saxophone sedikit saya kenal, ee.., lha kok saya tertarik juga ingin tahu soal apa dan siapa sih sebenarnya pipa cangklong alias tobacco pipe itu…

Selain mbah Kakung yang saya kagumi, ternyata banyak tokoh2 terkenal seantero jagat yang gemar merokok cangklong. Semisal, Einstein, Mc. Arthur, Salvador Dali hingga tokoh kartun Popeye. Di dalam negeri ada pelukis alm. Affandi yang gemar melukis potret dirinya sedang merem melek en klepas klepus menghisap rokok lewat pipa cangklong. Para bangsawan tempo dulu pun ditengarai suka merokok cangklong. Jadi boleh dibilang merokok pakai cangklong itu gaya ngrokoknya golongan “papan atas”. Wis tho, pokoknya kalau seseorang sudah nyangklong, bakalan deh terlihat keren . Terlihat bonafide dan mantaaab…

Ritual merokok cangklong sudah ada sejak 4 abad lalu. Dikenalkan pertama kali oleh Sir Walter Raleigh. Beliau membuat pipa cangklong dan mengajari rekan2 sesama bangsawan Inggris cara merokok cangklong. Sejak itu, tahun 1602, merokok cangklong (pipe smoking) menjadi populer di seluruh Eropa, India, China dan Jepang. Popularitas cangklong ini sedikit menurun saat rokok cerutu mulai beredar. Namun ini tidak berarti cangklong kehilangan penggemarnya. Para perokok cangklong lebih banyak menikmatinya di rumah, nyangklong sembari nongkrong ataupun ngopi dan baca2 apa saja…, cari inspirasi.

Satu hal dari cangklong yang sangat menarik perhatian adalah modelnya yang ada 1001 macam. Selain yang bermodel bebas (free hand) ada pula yang bergaya tradisional. Setiap bentuk memiliki sebutan khas, misalnya: mouthpiece (bagian ujung pipa yang diemut) berbentuk lurus, setengah bengkok atau bengkok banget, pendek, sedang, panjang atau panjang banget dsb. Kemudian bagian bawah cangklong yang gendut, biasa disebut bowl, dimana tembakau ditempatkan, ada yang berbentuk bulat serupa tomat, lonjong kayak telur, atau seperti apel, seperti pot bunga, seperti mangkok bola biliar, kayak bunga tulip dll. Banyak pula model yang dihias, diukir sangat cantik sehingga berkesan sebagai karya seni bermutu tinggi. Jumlah pengrajinnya pun ada banyak. Yang terkenal antara lain Dunhill, Peterson. Porche, Savineli dan masih sejibun lagi.

Sebagai bahan dasar cangklong umumnya adalah akar kayu briar (Briar Root) yang sudah berumur puluhan tahun. Ini sejenis pohon bunga, tumbuh di Eropa hingga Afrika. Briar memiliki tingkat kekerasan yang cukup (berat jenisnya 0,9 atau satu setengah kali lebih keras dibanding kayu jati), dan memiliki motif yang cakep, menyerupai gambaran rajangan daun2 tembakau. Untuk bagian mouthpiece biasa dipakai material ebonite, ataupun amber. Namun ada juga yang membuat cangklong dari bahan lain seperti porselen, batu karang dll.

Itulah secuil kisah tentang pipa cangklong. Dan kalau sampeyan tertarik ingin merasakan sensasi merokok cangklong, silahkan berkunjung ke Rumah Tembakau “MBAKO TINGWE” (lihat: link teman). Di sana tersedia pipa cangklong plus tembakau dan “saus” nya. Nikmati rasanya jadi ningrat dengan…, cangklong.

Dari cerita di atas kita jadi tahu bahwa cangklong itu mempunyai banyak variasi bentuk, tidak seperti saxophone yang bentuknya “gita-gitu aja”. Jadi bagaimana kiranya kalau saxophone itu dikembangkan sehingga bentuknya bervariasi. Misalnya corongnya dimodel serupa tomat, serupa tulip atau lily, serupa kepala naga, serupa ular kobra dst., dsb., dll. Ya…, ngapa tidak?

Piye Jal?

Anton Prihardianto
Sax Mania.

Tuesday, January 13, 2009

"RUMAH TIUP"

Hari ini telah diresmikan satu nama baru untuk Valentine Bursa Alat Musik Tiup, yaitu:

"RUMAH TIUP"
Jual-Beli dan Reparasi Segala Alat Musik Tiup
(Mengajari Gratis Sampai Bisa)

"Rumah Tiup" menyediakan segala alat musik tiup (woodwind & brasswind instruments) seperti: Saxophone, Clarinet, Flute, Piccolo, Oboe, Fagot, Trumpet, Trombone, Saxhorn dll. baru maupun seken. Harga murah, kondisi prima. Terima tukar tambah dan reparasi.

Alamat: Jl. H. Taiman Barat I No 71 RW 02 RT 002 Gedong, Pasarrebo, Jakarta Timur (belakang Rumah Sakit Pasarrebo). Telp. 021 8411717

...Niup, Asyik-asyik Aja!

Salam, Anton & Tina Valentine

Monday, January 12, 2009

RUMAH TIUP

Nama Valentine Bursa Alat Musik Tiup, rupanya agak tidak mudah untuk diingat, karena barangkali kata2 itu terlalu panjang...

Namun beberapa teman dengan enak menyebut nama tempat itu dengan sebutan: RUMAH TIUP.
Ya..., Rumah Tiup! Terdengarnya lebih simpel dan juga lebih merdu. Jadi mengapa tidak kita pakai saja nama yang bagus itu sebagai nama lain dari VALENTINE Bursa Alat Musik Tiup.

Kini kita punya nama baru yakni: "RUMAH TIUP".

Gitu aja...

Saturday, January 10, 2009

Saxhorn..., tear drop

Ini Saxhorn atau knalpot?


Saxhorn yang ini mempunyai model corong bukan menghadap ke arah depan ataupun arah ke atas, melainkan ke... belakang! (Persis posisi knalpot sepeda motor). Mengapa begitu? Tujuannya agar kelompok pasukan yang berbaris di belakang marching band itu (saxhorn dipakai untuk marching band militer) dapat mendengar dengan lebih jelas...

Saxhorn..., Sax Horny


Kita tak heran kalau Adolphe Sax membuat saxophone itu dalam aneka ukuran, ada sopran, alto, tenor, bariton, bas dsb. Mengapa? Karena hobinya memang gitu, sebelumnya dia juga telah merancang dan berhasil membuat alat musik tiup "horn" yang bermodel serupa tapi dalam ukuran yang berbeda-beda. Horn hasil rancangannya itu kemudian dinamakan "Saxhorn".

Thursday, January 8, 2009

Lokasi Tina Saxophone Music Gallery...


Untuk info, Tina Saxophone Music Gallery (Rumah Anton/Tina) ada di posisi GEOGRAFIS:
Lintang S 06 derajat 18' 00",0
Bujur E 106 derajat 51' 46",1
Yang di TRACKING dengan menggunakan teknologi Penentuan Posisi GPS (Global Positioning System)
Untuk poro Dulurs yang kebetulan sudah menggunakan GPS untuk Navigasi, input saja KOORDINAT Lintang en Bujur nya Anton....Truss Go To ANTON....pasti dipandu sampai didepan rumah....sungguh....

Horn, horny....


Ternyata, ya ternyata dari gambar2nya yang bisa kita lihat, cornet mempunyai bentuk yang sangat beragam. Wah, jadi nafsu pengin ngoleksi cornet juga nih. Piye Jal?

Ini Cornet, bukan Trumpet...


Kata Cor atau Cornu dalam bahasa latin berarti horn atau tanduk kerbau. Bugle atau buculus dalam bahasa latin artinya kerbau muda alias gudel dalam bahasa Jawa.

Sosok cornet, demikian kita biasa menyebutnya, meskipun modelnya nyaris sama dengan trumpet, namun terlihat lebih gemuk dan lebih mengerucut. Suaranya terdengar lebih dalam dan lembut. Bugle atau cornet sudah dikenal sejak jaman purba, dipakai sebagai alat komunikasi jarak jauh. Di abad pertengahan, bugle yang terbuat dari metal mulai dipakai di kemiliteran, sebagai aba-aba apel pagi siang dan malam. Pada tahun 1810 Joseph Holliday dari Irlandia menerapkan sistem piston pada bugle cornet. Orang bilang, si bogel, bukan bugil, lebih mudah dimainkan dibanding trumpet. Gitu...

Monday, January 5, 2009