Lik Sopo Kae berkisah tentang lagu Silent Night.
Joseph Mohr (11/12/1792- 4/12/1848) yang mengarang syair “silent night” (aslinya tentu saja “Stille Nacht, Heilige Nacht”) adalah seorang anak yang tidak sedemikian beruntung. Ibunya seorang pekerja perajut (knitter), dan dia dihamili oleh seorang serdadu tidak bertanggung jawab, yang segera setelah tahu bhw pacarnya hamil dia ngabur. Joseph Mohr terpaksa dipelihara di rumah piatu.
Sejak kecil Joseph Mohr amat sensitif dan suka menulis syair. Karena dia anak “jadah” maka untuk belajar menjadi imam diperlukan ijin khusus dari Paus. Suatu ketika menjelang Natal 1818 orgel gereja paroki rusak, dan pastor Mohr di paroki Santo Nikolas di Obendorf ini meminta pengarang lagu bernama Franz Gruber. Maka lahirlah lagu “Stille Nacht” (Inggris: Silent Night), yang di banyak tempat menduduki sebagai lagu Natal setidaknya paling populer nomer 2.
Lagu ini bukan lagu Natal yang cukup tua (7 tahun lagi berumur 200 tahun). Tetapi dibandingkan dengan yang lain-lain (apalagi Jingle Bells dan White Christmas!!!) lagu inilah yang paling membangkitkan perasaan syahdu. Pada malam Natal dunia bisa terasa berhenti sejenak ketika lagu silent night dilantunkan....
Lokasi Pengunjung Blog
Friday, December 23, 2011
BABY SAX...
Friday, December 16, 2011
Friday, November 25, 2011
HIYA JUGA...
Ini cerita mbak Caca Dewi...., Pernah dulu guru saya bilang "kamu main saxophone jangan jadi jago,tapi jadilah penghibur untuk orang lain, karena orang sok jago itu banyak tapi mereka belum tentu bisa menghibur orang..."
Hiya juga ya....
Hiya juga ya....
Monday, November 21, 2011
Saturday, November 19, 2011
Thursday, November 17, 2011
Tuesday, November 8, 2011
GAYA LHO...
Saturday, October 22, 2011
Monday, October 17, 2011
Monday, October 3, 2011
YUK, MAIN SAXOPHONE
Tidak seperti yang terlihat, ternyata nyaxophone (main saxophone) cukup mudah. Beda dengan alatnya yang njlimet dan penuh tombol. Benda ini kalau sudah dipegang seolah-olah lekat di tangan, sangat melekat. Kalau sudah begitu, saxophone pun nurut saja. Mau ditiup lirih dia lirih, dihembus keras dia lepas suaranya. Tidak ditiup, ya diam saja…
Saxophone dapat pula menjadi penutup bagi mereka yang memiliki suara - maaf - tidak meng-"Indonesian Idol". Dengan saxophone kita dapat bernyanyi dengan penuh gaya tanpa dituntut untuk keluar suara ataupun menghapal syair. Ya nggak?
Cara memainkan saxophone sederhana saja, modalnya juga cuma do-re-mi. Karena hanya bermodalkan do-re-mi, maka dari mendengar lagu di teve saja kita sudah dapat menirukannya dengan persis plek. Dengan meniru saja sudah bisa, apalagi kalau paham not angka. Mahir dah! Makanya, bagi yang buta not balok tak perlu minder. Itu bukan halangan buat meniup saxophone dengan benul, dengan benar dan betul.
Tak perlu gemetar ataupun gentar memeluk saxophone. Pegang saja bodinya, tangan kiri di sebelah atas, tangan kanan di sebelah bawah. Kedua jempol dikandangkan saja di thumbrest, sedangkan jari lainnya di atas tombol yang sudah disiapkan.
Setelah semua jari ada di tempatnya, mulailah tekan tombol key. Tekan satu-satu mulai telunjuk kiri, berikutnya jari tengah, dan jari manis. Lanjutkan dengan tangan kanan, dari telunjuk dan berakhir di kelingking. Sekarang lepaskan tekanan satu per satu mulai dari bawah ke atas, bolak-balik. Tekan, lepas, tekan, lepas, dan seterusnya. Tuh, ... sudah bisa khan?
Saking mudahnya, kita bisa berpantomim dulu dengan membayangkan memegang saxophone kalau sudah kebelet main tapi belum punya. Lalu lantunkan lagu My Way, Misty, Juwita Malam, atau lagu apapun kesukaan kita.
Kalau saxophone sudah di tangan, pelajaran pertama adalah meniup mouthpiece, piranti sumber bunyinya. Tut-tuuuttt ..., begitu kira-kira cara meniupnya. Agar bisa bunyi, mouthpiece harus ditiup, jangan cuma diemut. Posisinya juga jangan sampai terbalik, sebab bibir akan terasa geli. Yang lihat pun ikut-ikutan geli.
Selamat bersaxophone!
CARI SAXOPHONE DIMANA?
Rumah Tiup Tina Saxophone, menyediakan macam2 alat musik tiup, saxophone, trumpet, flute, clarinet dsb., baru maupun bekas. Harga miring, kondisi prima, barang digaransi dan…., MENGAJARI GRATIS SAMPAI BISA.
Lokasi Rumah Tiup ada di Jakarta Timur, Pasar Rebo dan Cibubur, serta di Jogja.
Alamat di Pasar Rebo: Jl. H. Taiman Barat I Rt 002 Rw 02 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Telp. 021-8411717 Hp. 08161439838 dan 021-99136199. (Belakang Rumah Sakit Umum Pasar Rebo).
Alamat di Cibubur: Jl. Alternatif Cibubur, Wisma Anggrek (depan POM Bensin SHELL), Telp. 0857 8113 8889. Jakarta Timur.
Alamat di Jogja: Jl. Kemetiran Kidul Gt II/726. Telp. 0274 512848 Hp. 0856 142 7774. Jogjakarta.
Saturday, October 1, 2011
SAXOPHONE TUA NAN KEREN
Tak banyak info tentang saxophone satu ini. Tapi kalau melihat tampilannya, dia boleh dibilang serupa model saxophone pertama yang dibuat oleh Adolphe Sax, penciptanya, pada kisaran tahun 1846. Jadi usianya sekarang sudah 160 tahun lebih. Dan meskipun terlihat sederhana namun jangkauan nadanya sudah lengkap, dari nada B bawah hingga nada F oktaf kedua. Perbedaan dengan saxophone masa kini (moderen) hanya ada pada tambahan dua tombol nada, yaitu nada Bb bawah dan nada F# oktaf kedua.
Ternyata dari awalpun saxophone itu sudah kereeen...
SEDERHANA
Wednesday, September 21, 2011
Thursday, September 1, 2011
DAFTAR BARANG DIJUAL PER 1 September 2011.
DAFTAR BARANG DIJUAL PER 1 September 2011.
SAXOPHONE TENOR:
SELMER BUNDY 7,5 JT
EMPEROR 5 JT
DEARMAN 5 JT
CONN 5jt
MAXTONE 5,5 JT (Baru)
ALTO SAXOPHONE :
MAXTONE NEW 4,5 JT, (ADA BANYAK)
VALENTINE GOLD 4,5jt,VALENTINE ANTIQUE COLOUR 5jt,VALENTINE BLACK LAQUER 5,5jt ,SILVER 6jt.
HOLTON 6JT,SELMER BUNDY II 6,5JT ,KING 613 6JT ,METEOR 3,5JT,SUBARU 2,5JT,BACCHUS 2,5JT.
BABY SAX:
VALENTINE NEW 5 JT (gold),5,5jt(silver)
SAXOPHONE SOPRAN:
VALENTINE 4,5JT
FLUTE:
ARMSTRONG 3,5 JT SAMPAI 4JT.
GEIMENHARDT 3JT SAMPAI 3,5JT.
CLARINET:
KAYU EMPEROR 5 JT
MAXTONE NEW 2,5 JT (ADA BANYAK)
TRUMPET:
YAMAHA 1 JT
WERIL ANTARA 1 S/D 2 JT
LINCOLN 0,8 JT
YUPITER 0,8 JT
VALENTINE NEW 1,5 JT (ADA BANYAK)
TROMBONE:
MAXTONE NEW 2,5 JT (ADA BANYAK)
DLL.
Berminat? Silahkan telpon Tina di 021 8411717, 08161439838, 02199136199,087875200071.
Email
tinasaxophone@gmail.com
Phone
021 8411717, 08161439838, 02199136199,087875200071..
Website
http://www.tinasaxophone.blogspot.com
SAXOPHONE TENOR:
SELMER BUNDY 7,5 JT
EMPEROR 5 JT
DEARMAN 5 JT
CONN 5jt
MAXTONE 5,5 JT (Baru)
ALTO SAXOPHONE :
MAXTONE NEW 4,5 JT, (ADA BANYAK)
VALENTINE GOLD 4,5jt,VALENTINE ANTIQUE COLOUR 5jt,VALENTINE BLACK LAQUER 5,5jt ,SILVER 6jt.
HOLTON 6JT,SELMER BUNDY II 6,5JT ,KING 613 6JT ,METEOR 3,5JT,SUBARU 2,5JT,BACCHUS 2,5JT.
BABY SAX:
VALENTINE NEW 5 JT (gold),5,5jt(silver)
SAXOPHONE SOPRAN:
VALENTINE 4,5JT
FLUTE:
ARMSTRONG 3,5 JT SAMPAI 4JT.
GEIMENHARDT 3JT SAMPAI 3,5JT.
CLARINET:
KAYU EMPEROR 5 JT
MAXTONE NEW 2,5 JT (ADA BANYAK)
TRUMPET:
YAMAHA 1 JT
WERIL ANTARA 1 S/D 2 JT
LINCOLN 0,8 JT
YUPITER 0,8 JT
VALENTINE NEW 1,5 JT (ADA BANYAK)
TROMBONE:
MAXTONE NEW 2,5 JT (ADA BANYAK)
DLL.
Berminat? Silahkan telpon Tina di 021 8411717, 08161439838, 02199136199,087875200071.
tinasaxophone@gmail.com
Phone
021 8411717, 08161439838, 02199136199,087875200071..
Website
http://www.tinasaxophone.blogspot.com
VALENTINE SAXOPHONES..., bermutu, enak ditiup dan merdu.
Boleh dibilang kini saxophone sudah menemukan bentuk standarnya. Artinya modelnya sudah moderen dan nyaris seragam antara merek yang satu dengan yang lainnya, tidak urusan saxophone itu bikinan Eropa, Amerika atau Asia. Tidak hanya itu, mutunya juga sudah bagus. Konstruksi kokoh, material kuat, finishing rapi dan dipakainya…, enaaak bro! Hal ini patut dipercaya. Mengapa? Mengingat di jaman tehnologi moderen seperti sekarang ini, apa sih yang tidak bisa dibikin bagus dan sempurna? ‘Tul nggak?
Penerapan tehnologi moderen dalam memproduksi saxophone itu, selain membawa kepada kesempurnaan hasil ternyata juga berefek terhadap effisiensi. Ongkos produksi dapat ditekan melalui unsur fixed cost maupun variable cost nya. Dan sebagai dampak positipnya, kita jugalah yang kemudian kebagian asyik serta enaknya. Sekarang kita bisa memiliki saxophone yang baru, yang bermutu, dengan harga “miring”. Ibarat kata, kini kita bisa punya saxophone yang bercita rasa “bintang lima”, pada harga kaki lima. Gitu loh…
Dan beberapa waktu lalu di Asia, China dan Taiwan, muncul produsen2 alat musik tiup. Mereka memproduksi alat musik tiup termasuk saxophone. Kemunculan mereka sungguh saya syukuri, karena sekarang saya bisa “mendapatkan/mendatangkan” saxophone yang baru, yang berkualitas, yang harganya murah, dan dalam jumlah yang tak terbatas. Kesemuanya itu mendukung dan memberi harapan besar bagi saya akan terwujudnya cita2 ingin memasyarakatkan saxophone di Indonesia, ingin mencetak tidak hanya seribu, tapi dua ribu, tiga ribu atau berpuluh ribu pemain dan penggemar saxophone.
Memasyarakatkan saxophone di Indonesia itu saya anggap penting. Mengapa? Karena bermusik itu baik, karena saxophone itu alat musik yang baik, dia sangat ekspresif, bisa lembut, bisa romantis, bisa menghibur, mungil tidak makan tempat, irit tidak makan listrik, dsb, dst, dll. Wis tho, pokoke…, gitu dah.
Dan sekarang sudah ada di sini, di Rumah Tiup, saxophone2 jenis Alto, Tenor, Sopran, Baby dsb. Kondisi baru, kualitas bagus. Untuk harga, silahkan telephone langsung Tina Saxophone di nomor Telp. 021 8411717, 08161439838, 02199136199, 087875200071.
Apa mereknya? Mereknya…, VALENTINE. Apa artinya? Valentine artinya: Kekasih Hati. Jadi VALENTINE SAXOPHONE artinya: Saxophone Kekasih hati.
Begitu kira2...
Jadi, Yuk main saxophone!
Penerapan tehnologi moderen dalam memproduksi saxophone itu, selain membawa kepada kesempurnaan hasil ternyata juga berefek terhadap effisiensi. Ongkos produksi dapat ditekan melalui unsur fixed cost maupun variable cost nya. Dan sebagai dampak positipnya, kita jugalah yang kemudian kebagian asyik serta enaknya. Sekarang kita bisa memiliki saxophone yang baru, yang bermutu, dengan harga “miring”. Ibarat kata, kini kita bisa punya saxophone yang bercita rasa “bintang lima”, pada harga kaki lima. Gitu loh…
Dan beberapa waktu lalu di Asia, China dan Taiwan, muncul produsen2 alat musik tiup. Mereka memproduksi alat musik tiup termasuk saxophone. Kemunculan mereka sungguh saya syukuri, karena sekarang saya bisa “mendapatkan/mendatangkan” saxophone yang baru, yang berkualitas, yang harganya murah, dan dalam jumlah yang tak terbatas. Kesemuanya itu mendukung dan memberi harapan besar bagi saya akan terwujudnya cita2 ingin memasyarakatkan saxophone di Indonesia, ingin mencetak tidak hanya seribu, tapi dua ribu, tiga ribu atau berpuluh ribu pemain dan penggemar saxophone.
Memasyarakatkan saxophone di Indonesia itu saya anggap penting. Mengapa? Karena bermusik itu baik, karena saxophone itu alat musik yang baik, dia sangat ekspresif, bisa lembut, bisa romantis, bisa menghibur, mungil tidak makan tempat, irit tidak makan listrik, dsb, dst, dll. Wis tho, pokoke…, gitu dah.
Dan sekarang sudah ada di sini, di Rumah Tiup, saxophone2 jenis Alto, Tenor, Sopran, Baby dsb. Kondisi baru, kualitas bagus. Untuk harga, silahkan telephone langsung Tina Saxophone di nomor Telp. 021 8411717, 08161439838, 02199136199, 087875200071.
Apa mereknya? Mereknya…, VALENTINE. Apa artinya? Valentine artinya: Kekasih Hati. Jadi VALENTINE SAXOPHONE artinya: Saxophone Kekasih hati.
Begitu kira2...
Jadi, Yuk main saxophone!
Monday, August 29, 2011
Thursday, August 25, 2011
Saturday, August 20, 2011
Thursday, August 11, 2011
ADA2 SAJA...
VINTAGE TRAIN
Wednesday, August 3, 2011
Tuesday, August 2, 2011
Monday, August 1, 2011
Jangan Bingung...
Wednesday, July 27, 2011
USIA 85TAHUN
Ini saxophone buatan Henri Selmer Paris, modele 26, artinya mulai diproduksi pada tahun 1926 atau sekarang sudah berusia 85 tahun. Kalau orang, usia segitu tentu sudah bergelar S3 alias Sampun Sepuh Sanget. Meskipun uzur namun kondisi saxophone ini masih sangat bugar...
Yang istimewa dari saxophone Selmer modele 26 ini adalah terdapatnya logo berupa bulatan yang dikelilingi untaian daun kecil dengan tulisan didalamnya Henri Selmer, Paris. Untuk pertama kalinya ditahun 1926 gambar logo selmer tersebut diperkenalkan dan kini dikenal oleh dunia.
Sunday, July 24, 2011
SANG "JURU RAWAT"
Untuk membuat saxophone diperlukan sentuhan tangan2 trampil sehingga dapat dihasilkan saxophone yang baik, kuat dan enak dipakainya. Ya, lembaran bahan dasar kuningan itu perlu dibentuk, ditekuk, dilubangi, disambung, dipatri, digosok dsb. Klep2 nya perlu dipasang, dirangkai, disetel, dilem, diganjal dst. Begitu juga perawatannya, perlu seseorang yang ahli merawat sehingga saxophone itu bisa tetap berfungsi prima.
Namun kita sering tak menaruh perhatian kepadanya, kita mengabaikan peran pentingnya. Padahal tanpa mereka, saxophone2 itu boleh jadi hanya bakal menjadi barang rongsok yang teronggok tak berguna.
Dalam kesempatan ini saya ingin memperkenalkan salah satu sosok yang selama ini tersembunyi dibelakang produk saxophone keluaran Rumah Tiup. Atau bolehlah kita bilang, beliaulah sang "juru rawat" atau bahkan sang dokter saxophone.
Seperti terlihat di foto, Tina sedang merawat dan mereparasi saxophone...
Monday, July 4, 2011
Thursday, June 23, 2011
SARANG TIUP
MUSIK GAK ADA MATINYA
LUKAS
Sedari kecil anjing ini tampangnya memelas sehingga kuberi nama Lukas, kependekan dari “Lu Kasihan deh…” Di foto kelihatannya saja dia itu terkantuk-kantuk, tapi begitu mendengar bunyi saxophone ditiup, dia akan langsung terjaga dan akan ikutan auk-auk sambil moncongnya dimonyong-monyongkan. Ah, dasar Lukas…
Tuesday, June 21, 2011
NAPAS PERUT
Monday, June 20, 2011
PERLU DITEKUK
Friday, June 17, 2011
SEJOLI
Thursday, June 16, 2011
Wednesday, June 8, 2011
Wednesday, June 1, 2011
MENGENAL RUMAH TIUP (versi Tanya-Jawab)
(Ini sekelumit cerita tentang Rumah Tiup dalam versi tanya-jawab. Semoga teman2 bisa lebih kenal dekat dengan Rumah Tiup)
Tanya: Cerita sedikit dong tentang Rumah Tiup.
Jawab: Rumah Tiup ini kita bikin karena kecintaan kita kepada saxophone, kepada alat tiup. Di situ kita menyediakan alat2 tiup dengan harga yang relative murah, juga mengajari gratis. Rumah Tiup berdiri sejak tahun 1998. Dan yang memberi nama Rumah Tiup itu sebenarnya bukan kita melainkan teman2 atau murid2 kita.
Tanya: Saxophone itu sendiri merupakan alat music yang sudah ditemukan lebih dari 100 tahun lalu oleh Adolphe Sax orang Belgia. Dan Kenny G boleh dibilang merupakan salah satu tokoh yang mempopulerkan saxophone di Indonesia. Kehadiran Kenny G membawa trend tersendiri untuk kemudian orang kepingin belajar bagaimana memainkan saxophone. Apakah itu juga dilihat oleh Rumah Tiup?
Jawab: Ya, betul.
Tanya: Dari sisi audience, siapa saja yang datang?
Jawab: Dari anak2, biasanya diantar oleh orang tuanya. Mulai dari usia 7 tahun asal tangannya cukup besar, cukup buat main saxophone, sampai orang tua. Orang tua itu ada yang umurnya 82 tahun baru belajar. Tapi kebanyakan ya anak2 SMP, SMA, kuliahan dan juga para karyawan atau para professional muda, usahawan ataupun pensiunan, pria ataupun wanita.
Tanya: Kalau music klasik harus mulai belajar dari kecil. Ternyata saxophone tidak begitu ya?
Jawab: Itu, yang jadi kendala itu tangan. Kalau nggak cukup dia belum bisa main. Tapi ada murid kita umur 6 tahun itu dia bisa. Dia pakai baby sax.
Tanya: Ukurannya ada bermacam-macam?
Jawab: Ada sopranino, soprano atau baby sax, alto, tenor, baritone sama bas saxophone.
Tanya: yang paling populer yang mana?
Jawab: Sopran, alto dan tenor.
Tanya: Laki perempuan?
Jawab: Ya, laki-perempuan.
Tanya: Apakah ada trend tertentu laki2 lebih banyak memainkan alto?
Jawab: Nggak juga.
Tanya: Kalau yang dimainkan Kenny G itu apa?
Jawab: Sopran.
Tanya: Salah satu jaminan dari Rumah Tiup adalah diajari sampai bisa. Apa benar semudah itu? Denger2 ada muridnya yang belajar 1 bulan terus bisa. Artinya, saya tidak bisa alat music sama sekali, tiba2 saya pegang saxophone, apakah ada jaminan dari Rumah Tiup untuk bisa?
Jawab: Bisa. Gini, kita di Rumah Tiup itu mengajari saxophone itu ada 4 tahap. Tahap pertama meniup dengan benar. Kalau belum benar, belum bunyi. Ada yang kalau tidak tahu caranya, 3 jam itu tidak bunyi. Niup yang benar lalu belajar do-re-mi-fa-sol selama seminggu sampai dapet slah tiupan yang enak. Minggu kedua kita mulai lagu2. Minggu ketiga masih lagu2 tapi sudah diperhalus, mana yang harus dilegato mana yang dislur. Minggu keempat ganti2 kunci. Begitu. Satu bulan itu merupakan pelajaran dasar. Selanjutnya boleh diteruskan kalau mau belajar lagi. Atau kalau mereka merasa sudah cukup, mereka akan belajar sendiri, otodidak.
Tanya: Satu bulan bisa menguasai lagu?
Jawab: Bisa.
Tanya: Wah jadi menarik. Ternyata belajar saxophone itu semudah itu ya?
Jawab: Ya, semudah itu. Saya pikir lebih mudah daripada gitar.
Tanya: Di sekolah music umumnya ada, atau gimana?
Jawab: Di sekolah music ada, tapi mungkin pelajarannya lain dari kita.
Tanya: Lainnya gimana?
Jawab: Kalau kita mengajarinya secara feeling. Jadi kita nggak ngasih not balok seperti di sekolah music. Kita pakai not angka. Not angka itu khan lebih mudah. Do bunyi do, re bunyi re, sehingga nanti kalau sudah dibiasakan, dia denger lagu di TV akan bisa ngikutin.
Tanya: Apa bedanya Rumah Tiup dengan sekolah music atau toko alat music?
Jawab: Rumah Tiup, selain kita menjual, kita juga mengajari. Yang beli kita ajari dan ada kita beri garansi 1 tahun, dan kalau ada masalah apa2 kita bisa servis. Bedanya dengan kursus, kita ngajarinya nggak pakai not balok, tapi kita ngajarinya secara feeling atau mengasah kepekaan dan dengan not angka.
Tanya: Ada nggak orang belajar itu datang benar2 nggak ngerti apa2 gitu?
Jawab: Rata2 semua pemain saxophone yang kita ajari itu nol music.
Tanya: Tahapan mengajarinya bagaimana?
Jawab: Pertama kita ajari cara niup yang betul.
Tanya: Maksudnya, orang datang itu sudah, oke saya beli, lalu yuk belajar atau gimana?
Jawab: Ya, jadi pertama, kita ada khan yang namanya mouthpiece yang buat niupnya itu. Yuk coba dipegang mouthpiece-nya, kita coba tiup2 kemudian baru kita pasang di saxophone, kita ajari sol-la-si-do, gitu. Itu mungkin 1 sampai 2 jam belajar do-re-mi-fa-sol. Kalau itu sudah hafal, kita mulai lagu yang ringan2, misalnya lagu “happy birthday”.
Tanya: Berapa sih modalnya?
Jawab: Modalnya itu, kita jual saxophone itu paling murah Rp 2,5 juta.
Tanya: Jadi saya datang ke Rumah Tiup, membeli satu buah saxophone seharga Rp 2,5 juta, garansi 1 tahun plus belajar seumur hidup. Begitu?
Jawab: Ya, betul. Itu yang seken. Tapi kalau yang baru harganya Rp 4 sampai 5 juta.
Tanya: Muridnya siapa saja, yang kita orang kenal semua?
Jawab: Misalnya Sonny Tulung.
Tanya: Total sampai sekarang muridnya ada berapa?
Jawab: Murid yang beli, yang kita ajari itu sudah sebanyak lebih dari 1.500 orang sampai hari ini.
Tanya: Saya denger alat tiup yang dijual di sana ada brand-nya juga. Itu punya pabrik atau bagaimana?
Jawab: Kita import. Tadinya kita jual yang seken, tapi lama2 yang seken itu berkurang. Kita cari produk lain yang murah meriah. Murah, kualitas bagus, suara bagus. Itu saya dapet produk merek Maxtone. Kemudian dua tahun ini saya dapet pinjaman dari Bank sehingga saya bisa beli atau import sendiri dengan nama Valentine.
Tanya: Dari mana?
Jawab: Dari Taiwan. Itu kualitasnya bagus sekali, sudah tidak kalah dengan topnya saxophone.
Tanya: emang ada topnya saxophone? Misalnya?
Jawab: Ada, misalnya merek Selmer Paris, Yanagisawa, Yulius Keilweth.
Tanya: Berapa itu harganya?
Jawab: Itu harganya 30 sampai 60 juta.
Tanya: Pemain professional mungkin nyari. Tapi untuk kita yang mau belajar, saxophone Valentine ini pilihan yang masuk akal. Jadi, brand Valentine sejak kapan?
Jawab: Sejak 2 tahun ini.
Tanya: Kenapa Valentine?
Jawab: Itu nama saya sendiri (Tina Valentine).
Tanya: kalau buat anak 10 tahun, yang cocok saxophone apa dan harganya sekitar berapa?
Jawab: 10 tahun sudah bisa pakai alto. Harganya sekitar Rp 4 sampai 5 juta. Tapi kalau ke rumah bisa dikorting.
Tanya: Alamatnya di mana?
Jawab: di Jalan Haji Thaiman Barat I No 71 Rt 02 Rw 02 Gedong Pasarrebo, Jakarta Timur atau dibelakang Rumah Sakit Pasar Rebo. Telpon 021-8411717 atau Hp 08161439838.
Tanya: Saxophone, sudah berapa lama di Indonesia?
Jawab: Mungkin sudah sejak jaman Belanda. Karena kita pernah dapet saxophone dengan stempel di tasnya tulisan Batavia. Kita juga punya koleksi saxophone tua buatan tahun 1887. Kemudian kalau di daerah Sum-Ut atau Ternate biasanya dibawa oleh para misionaris.
Tanya: Kalau bicara bisnis, Anda jualan saxophone tapi kemudian kok seolah-olah ini seperti bonus, untuk belajar. Apakah Anda mendapatkan keuntungan sendiri atau sudah cukup dari jualan itu?
Jawab: Gini, kalau soal kita ngajari itu khan dulu waktu kita pertama belajar nyari guru susah sekali dan mahal. Saya bilang mahal, itu memang mahal karena waktu itu gaji kita berapa, untuk mbayar guru berapa, nggak sanggup dah. Sekarangpun juga masih mahal. Sehingga saya mikir kenapa saya nggak ngasih kursus gratis? Dan saya ada kepuasan khusus melihat mereka begitu bisa, nyoba lagu, nyoba lagu sambil bahagia. Saya lihat mereka bahagia, saya sendiri ikut bahagia…
Tanya: Di Jakarta khususnya, apakah ada saingan?
Jawab: Kelihatannya yang jual seperti kita ya cuma kita.
Tanya: Apakah sudah survey ke sana-sini?
Jawab: Kelihatannya nggak ada saingan.
Tanya: Denger2 tempatnya masuk kampung. Jadi orang bener2 harus nyari. Orang nyari apa lagi kalau sudah beli satu?
Jawab: Biasanya kalau sudah beli alto, lalu beberapa bulan atau tahun kemudian cari sopran, tenor, melengkapi.
Tanya: Kita tidak pernah melihat iklannya. Jadi hanya mengandalkan rekomendasi, getok tular, komunitas. Apakah memang ada komunitasnya?
Jawab: Ada komunitasnya.
Tanya: Lalu ngapain aja? Orang2 yang sudah beli kemudian sudah belajar di sana, apa yang dilakukan?
Jawab: Tiap hari Jum’at malam kita bisa kumpul dan nge-jam bareng, unjuk keberanian.
Tanya: Ada yang ditanggap nggak untuk acara nikahan?
Jawab: Ada.
Tanya: Ternyata membeli saxophone di Rumah Tiup itu bukan hanya membeli alat music, tetapi juga membeli pertemanan. Kalau dari komunitas itu sendiri berarti mereka harus daftar atau cuma datang saja atau bagaimana?
Jawab: Otomatis, murid ya sudah jadi anggota komunitas.
Tanya: Ada juga orang yang datang ke sana itu karena diajak oleh teman?
Jawab: Banyak yang datang karena teman, selain dari blog.
Tanya: Di Indonesia sendiri, kalau drum atau gitar sudah banyak, di Indonesia ketertarikan seseorang terhadap saxophone ini seperti apa?
Jawab: Itu ya, alat ini selain suaranya sexy, barangnya juga sexy, kereeen. Orang kalau sudah main saxophone, apalagi di panggung gitu, wah itu rasanya…, nggak tahulah. Nggak bisa diceritakan….
Tanya: Saya dengar buka cabang ya?
Jawab: Ya, sudah buka cabang di Cibubur. Dan awal bulan Juli 2011nanti akan buka di Jogja.
Kesimpulan:
- Rumah Tiup memang beda dengan toko music lainnya. Itu karena keberadaan Rumah Tiup diawali dari hobi atau kecintaan kepada satu alat music.
- Rumah Tiup berbeda juga dengan tempat kursus music. Rumah Tiup ingin membuat orang lain bisa dengan mengajari gratis. Melihat orang lain senang, kitapun ikut senang.
Tanya: Cerita sedikit dong tentang Rumah Tiup.
Jawab: Rumah Tiup ini kita bikin karena kecintaan kita kepada saxophone, kepada alat tiup. Di situ kita menyediakan alat2 tiup dengan harga yang relative murah, juga mengajari gratis. Rumah Tiup berdiri sejak tahun 1998. Dan yang memberi nama Rumah Tiup itu sebenarnya bukan kita melainkan teman2 atau murid2 kita.
Tanya: Saxophone itu sendiri merupakan alat music yang sudah ditemukan lebih dari 100 tahun lalu oleh Adolphe Sax orang Belgia. Dan Kenny G boleh dibilang merupakan salah satu tokoh yang mempopulerkan saxophone di Indonesia. Kehadiran Kenny G membawa trend tersendiri untuk kemudian orang kepingin belajar bagaimana memainkan saxophone. Apakah itu juga dilihat oleh Rumah Tiup?
Jawab: Ya, betul.
Tanya: Dari sisi audience, siapa saja yang datang?
Jawab: Dari anak2, biasanya diantar oleh orang tuanya. Mulai dari usia 7 tahun asal tangannya cukup besar, cukup buat main saxophone, sampai orang tua. Orang tua itu ada yang umurnya 82 tahun baru belajar. Tapi kebanyakan ya anak2 SMP, SMA, kuliahan dan juga para karyawan atau para professional muda, usahawan ataupun pensiunan, pria ataupun wanita.
Tanya: Kalau music klasik harus mulai belajar dari kecil. Ternyata saxophone tidak begitu ya?
Jawab: Itu, yang jadi kendala itu tangan. Kalau nggak cukup dia belum bisa main. Tapi ada murid kita umur 6 tahun itu dia bisa. Dia pakai baby sax.
Tanya: Ukurannya ada bermacam-macam?
Jawab: Ada sopranino, soprano atau baby sax, alto, tenor, baritone sama bas saxophone.
Tanya: yang paling populer yang mana?
Jawab: Sopran, alto dan tenor.
Tanya: Laki perempuan?
Jawab: Ya, laki-perempuan.
Tanya: Apakah ada trend tertentu laki2 lebih banyak memainkan alto?
Jawab: Nggak juga.
Tanya: Kalau yang dimainkan Kenny G itu apa?
Jawab: Sopran.
Tanya: Salah satu jaminan dari Rumah Tiup adalah diajari sampai bisa. Apa benar semudah itu? Denger2 ada muridnya yang belajar 1 bulan terus bisa. Artinya, saya tidak bisa alat music sama sekali, tiba2 saya pegang saxophone, apakah ada jaminan dari Rumah Tiup untuk bisa?
Jawab: Bisa. Gini, kita di Rumah Tiup itu mengajari saxophone itu ada 4 tahap. Tahap pertama meniup dengan benar. Kalau belum benar, belum bunyi. Ada yang kalau tidak tahu caranya, 3 jam itu tidak bunyi. Niup yang benar lalu belajar do-re-mi-fa-sol selama seminggu sampai dapet slah tiupan yang enak. Minggu kedua kita mulai lagu2. Minggu ketiga masih lagu2 tapi sudah diperhalus, mana yang harus dilegato mana yang dislur. Minggu keempat ganti2 kunci. Begitu. Satu bulan itu merupakan pelajaran dasar. Selanjutnya boleh diteruskan kalau mau belajar lagi. Atau kalau mereka merasa sudah cukup, mereka akan belajar sendiri, otodidak.
Tanya: Satu bulan bisa menguasai lagu?
Jawab: Bisa.
Tanya: Wah jadi menarik. Ternyata belajar saxophone itu semudah itu ya?
Jawab: Ya, semudah itu. Saya pikir lebih mudah daripada gitar.
Tanya: Di sekolah music umumnya ada, atau gimana?
Jawab: Di sekolah music ada, tapi mungkin pelajarannya lain dari kita.
Tanya: Lainnya gimana?
Jawab: Kalau kita mengajarinya secara feeling. Jadi kita nggak ngasih not balok seperti di sekolah music. Kita pakai not angka. Not angka itu khan lebih mudah. Do bunyi do, re bunyi re, sehingga nanti kalau sudah dibiasakan, dia denger lagu di TV akan bisa ngikutin.
Tanya: Apa bedanya Rumah Tiup dengan sekolah music atau toko alat music?
Jawab: Rumah Tiup, selain kita menjual, kita juga mengajari. Yang beli kita ajari dan ada kita beri garansi 1 tahun, dan kalau ada masalah apa2 kita bisa servis. Bedanya dengan kursus, kita ngajarinya nggak pakai not balok, tapi kita ngajarinya secara feeling atau mengasah kepekaan dan dengan not angka.
Tanya: Ada nggak orang belajar itu datang benar2 nggak ngerti apa2 gitu?
Jawab: Rata2 semua pemain saxophone yang kita ajari itu nol music.
Tanya: Tahapan mengajarinya bagaimana?
Jawab: Pertama kita ajari cara niup yang betul.
Tanya: Maksudnya, orang datang itu sudah, oke saya beli, lalu yuk belajar atau gimana?
Jawab: Ya, jadi pertama, kita ada khan yang namanya mouthpiece yang buat niupnya itu. Yuk coba dipegang mouthpiece-nya, kita coba tiup2 kemudian baru kita pasang di saxophone, kita ajari sol-la-si-do, gitu. Itu mungkin 1 sampai 2 jam belajar do-re-mi-fa-sol. Kalau itu sudah hafal, kita mulai lagu yang ringan2, misalnya lagu “happy birthday”.
Tanya: Berapa sih modalnya?
Jawab: Modalnya itu, kita jual saxophone itu paling murah Rp 2,5 juta.
Tanya: Jadi saya datang ke Rumah Tiup, membeli satu buah saxophone seharga Rp 2,5 juta, garansi 1 tahun plus belajar seumur hidup. Begitu?
Jawab: Ya, betul. Itu yang seken. Tapi kalau yang baru harganya Rp 4 sampai 5 juta.
Tanya: Muridnya siapa saja, yang kita orang kenal semua?
Jawab: Misalnya Sonny Tulung.
Tanya: Total sampai sekarang muridnya ada berapa?
Jawab: Murid yang beli, yang kita ajari itu sudah sebanyak lebih dari 1.500 orang sampai hari ini.
Tanya: Saya denger alat tiup yang dijual di sana ada brand-nya juga. Itu punya pabrik atau bagaimana?
Jawab: Kita import. Tadinya kita jual yang seken, tapi lama2 yang seken itu berkurang. Kita cari produk lain yang murah meriah. Murah, kualitas bagus, suara bagus. Itu saya dapet produk merek Maxtone. Kemudian dua tahun ini saya dapet pinjaman dari Bank sehingga saya bisa beli atau import sendiri dengan nama Valentine.
Tanya: Dari mana?
Jawab: Dari Taiwan. Itu kualitasnya bagus sekali, sudah tidak kalah dengan topnya saxophone.
Tanya: emang ada topnya saxophone? Misalnya?
Jawab: Ada, misalnya merek Selmer Paris, Yanagisawa, Yulius Keilweth.
Tanya: Berapa itu harganya?
Jawab: Itu harganya 30 sampai 60 juta.
Tanya: Pemain professional mungkin nyari. Tapi untuk kita yang mau belajar, saxophone Valentine ini pilihan yang masuk akal. Jadi, brand Valentine sejak kapan?
Jawab: Sejak 2 tahun ini.
Tanya: Kenapa Valentine?
Jawab: Itu nama saya sendiri (Tina Valentine).
Tanya: kalau buat anak 10 tahun, yang cocok saxophone apa dan harganya sekitar berapa?
Jawab: 10 tahun sudah bisa pakai alto. Harganya sekitar Rp 4 sampai 5 juta. Tapi kalau ke rumah bisa dikorting.
Tanya: Alamatnya di mana?
Jawab: di Jalan Haji Thaiman Barat I No 71 Rt 02 Rw 02 Gedong Pasarrebo, Jakarta Timur atau dibelakang Rumah Sakit Pasar Rebo. Telpon 021-8411717 atau Hp 08161439838.
Tanya: Saxophone, sudah berapa lama di Indonesia?
Jawab: Mungkin sudah sejak jaman Belanda. Karena kita pernah dapet saxophone dengan stempel di tasnya tulisan Batavia. Kita juga punya koleksi saxophone tua buatan tahun 1887. Kemudian kalau di daerah Sum-Ut atau Ternate biasanya dibawa oleh para misionaris.
Tanya: Kalau bicara bisnis, Anda jualan saxophone tapi kemudian kok seolah-olah ini seperti bonus, untuk belajar. Apakah Anda mendapatkan keuntungan sendiri atau sudah cukup dari jualan itu?
Jawab: Gini, kalau soal kita ngajari itu khan dulu waktu kita pertama belajar nyari guru susah sekali dan mahal. Saya bilang mahal, itu memang mahal karena waktu itu gaji kita berapa, untuk mbayar guru berapa, nggak sanggup dah. Sekarangpun juga masih mahal. Sehingga saya mikir kenapa saya nggak ngasih kursus gratis? Dan saya ada kepuasan khusus melihat mereka begitu bisa, nyoba lagu, nyoba lagu sambil bahagia. Saya lihat mereka bahagia, saya sendiri ikut bahagia…
Tanya: Di Jakarta khususnya, apakah ada saingan?
Jawab: Kelihatannya yang jual seperti kita ya cuma kita.
Tanya: Apakah sudah survey ke sana-sini?
Jawab: Kelihatannya nggak ada saingan.
Tanya: Denger2 tempatnya masuk kampung. Jadi orang bener2 harus nyari. Orang nyari apa lagi kalau sudah beli satu?
Jawab: Biasanya kalau sudah beli alto, lalu beberapa bulan atau tahun kemudian cari sopran, tenor, melengkapi.
Tanya: Kita tidak pernah melihat iklannya. Jadi hanya mengandalkan rekomendasi, getok tular, komunitas. Apakah memang ada komunitasnya?
Jawab: Ada komunitasnya.
Tanya: Lalu ngapain aja? Orang2 yang sudah beli kemudian sudah belajar di sana, apa yang dilakukan?
Jawab: Tiap hari Jum’at malam kita bisa kumpul dan nge-jam bareng, unjuk keberanian.
Tanya: Ada yang ditanggap nggak untuk acara nikahan?
Jawab: Ada.
Tanya: Ternyata membeli saxophone di Rumah Tiup itu bukan hanya membeli alat music, tetapi juga membeli pertemanan. Kalau dari komunitas itu sendiri berarti mereka harus daftar atau cuma datang saja atau bagaimana?
Jawab: Otomatis, murid ya sudah jadi anggota komunitas.
Tanya: Ada juga orang yang datang ke sana itu karena diajak oleh teman?
Jawab: Banyak yang datang karena teman, selain dari blog.
Tanya: Di Indonesia sendiri, kalau drum atau gitar sudah banyak, di Indonesia ketertarikan seseorang terhadap saxophone ini seperti apa?
Jawab: Itu ya, alat ini selain suaranya sexy, barangnya juga sexy, kereeen. Orang kalau sudah main saxophone, apalagi di panggung gitu, wah itu rasanya…, nggak tahulah. Nggak bisa diceritakan….
Tanya: Saya dengar buka cabang ya?
Jawab: Ya, sudah buka cabang di Cibubur. Dan awal bulan Juli 2011nanti akan buka di Jogja.
Kesimpulan:
- Rumah Tiup memang beda dengan toko music lainnya. Itu karena keberadaan Rumah Tiup diawali dari hobi atau kecintaan kepada satu alat music.
- Rumah Tiup berbeda juga dengan tempat kursus music. Rumah Tiup ingin membuat orang lain bisa dengan mengajari gratis. Melihat orang lain senang, kitapun ikut senang.
Sunday, May 22, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)