Lokasi Pengunjung Blog

Thursday, June 23, 2011

SARANG TIUP


Maaf, ini bukan sarang semut tapi sarang tiup. Dan maaf, saxophone2 itu bukan untuk diemut tapi musti ditiup. Halah...

BUNGA-BUNGA KEPALA


Weeh, ternyata kepala itu bisa juga berbunga-bunga...

MUSIK GAK ADA MATINYA


Dulu, sekarang ataupun nanti musik akan tetap terdengar tralala en trilili. Gak ada matinya gitu loh...

LUKAS


Sedari kecil anjing ini tampangnya memelas sehingga kuberi nama Lukas, kependekan dari “Lu Kasihan deh…” Di foto kelihatannya saja dia itu terkantuk-kantuk, tapi begitu mendengar bunyi saxophone ditiup, dia akan langsung terjaga dan akan ikutan auk-auk sambil moncongnya dimonyong-monyongkan. Ah, dasar Lukas…

Tuesday, June 21, 2011

NAPAS PERUT


Bener sih meniup saxophone itu perlu napas perut. Tapi mbok ya perutnya nggak usah ditongolin. (Pulang kerja mas Risma langsung tulat-tulit belajar saxophone).

OBSESI


"Ini baru gue..." kata mas Sigit sambil pamer saxophone barunya.

Monday, June 20, 2011

PERLU DITEKUK




Sekarang baru jelas kenapa alto saxophone itu perlu ditekuk jadi serupa huruf "J". Soalnya kalau dibiarkan lurus bakal kelewat panjang atau ntar malah dikira koteka. Walah...

Friday, June 17, 2011

GERHANA BULAN


Ini gerhana bulan versi sax mania. (Suka-suka tho...)

SEJOLI


Ini bukan dua tapi sejoli yang telah berpasangan selama 35 tahun. Hah? Tiga puluh lima tahun? Kok nggak krasa ternyata udah segitu lama ya...

Salam, Anton & Tina.

Thursday, June 16, 2011

NARSIS


Ini bukan dua tapi satu buah saxophone yang sedang bercermin. Narsis kaleee...

Wednesday, June 8, 2011

DITIUP DOOOONG!


Monggo ditiup...

DITIUP DOOONG!


Ditiup dong, jangan cuma dielus-elus.

DITIUP DOONG!


Ditiup dong, jangan cuma dipandang-pandang.

DITIUP DONG!


Ditiup dong, jangan cuma dipijit-pijit.

Wednesday, June 1, 2011

MENGENAL RUMAH TIUP (versi Tanya-Jawab)

(Ini sekelumit cerita tentang Rumah Tiup dalam versi tanya-jawab. Semoga teman2 bisa lebih kenal dekat dengan Rumah Tiup)

Tanya: Cerita sedikit dong tentang Rumah Tiup.
Jawab: Rumah Tiup ini kita bikin karena kecintaan kita kepada saxophone, kepada alat tiup. Di situ kita menyediakan alat2 tiup dengan harga yang relative murah, juga mengajari gratis. Rumah Tiup berdiri sejak tahun 1998. Dan yang memberi nama Rumah Tiup itu sebenarnya bukan kita melainkan teman2 atau murid2 kita.
Tanya: Saxophone itu sendiri merupakan alat music yang sudah ditemukan lebih dari 100 tahun lalu oleh Adolphe Sax orang Belgia. Dan Kenny G boleh dibilang merupakan salah satu tokoh yang mempopulerkan saxophone di Indonesia. Kehadiran Kenny G membawa trend tersendiri untuk kemudian orang kepingin belajar bagaimana memainkan saxophone. Apakah itu juga dilihat oleh Rumah Tiup?
Jawab: Ya, betul.
Tanya: Dari sisi audience, siapa saja yang datang?
Jawab: Dari anak2, biasanya diantar oleh orang tuanya. Mulai dari usia 7 tahun asal tangannya cukup besar, cukup buat main saxophone, sampai orang tua. Orang tua itu ada yang umurnya 82 tahun baru belajar. Tapi kebanyakan ya anak2 SMP, SMA, kuliahan dan juga para karyawan atau para professional muda, usahawan ataupun pensiunan, pria ataupun wanita.
Tanya: Kalau music klasik harus mulai belajar dari kecil. Ternyata saxophone tidak begitu ya?
Jawab: Itu, yang jadi kendala itu tangan. Kalau nggak cukup dia belum bisa main. Tapi ada murid kita umur 6 tahun itu dia bisa. Dia pakai baby sax.
Tanya: Ukurannya ada bermacam-macam?
Jawab: Ada sopranino, soprano atau baby sax, alto, tenor, baritone sama bas saxophone.
Tanya: yang paling populer yang mana?
Jawab: Sopran, alto dan tenor.
Tanya: Laki perempuan?
Jawab: Ya, laki-perempuan.
Tanya: Apakah ada trend tertentu laki2 lebih banyak memainkan alto?
Jawab: Nggak juga.
Tanya: Kalau yang dimainkan Kenny G itu apa?
Jawab: Sopran.
Tanya: Salah satu jaminan dari Rumah Tiup adalah diajari sampai bisa. Apa benar semudah itu? Denger2 ada muridnya yang belajar 1 bulan terus bisa. Artinya, saya tidak bisa alat music sama sekali, tiba2 saya pegang saxophone, apakah ada jaminan dari Rumah Tiup untuk bisa?
Jawab: Bisa. Gini, kita di Rumah Tiup itu mengajari saxophone itu ada 4 tahap. Tahap pertama meniup dengan benar. Kalau belum benar, belum bunyi. Ada yang kalau tidak tahu caranya, 3 jam itu tidak bunyi. Niup yang benar lalu belajar do-re-mi-fa-sol selama seminggu sampai dapet slah tiupan yang enak. Minggu kedua kita mulai lagu2. Minggu ketiga masih lagu2 tapi sudah diperhalus, mana yang harus dilegato mana yang dislur. Minggu keempat ganti2 kunci. Begitu. Satu bulan itu merupakan pelajaran dasar. Selanjutnya boleh diteruskan kalau mau belajar lagi. Atau kalau mereka merasa sudah cukup, mereka akan belajar sendiri, otodidak.
Tanya: Satu bulan bisa menguasai lagu?
Jawab: Bisa.
Tanya: Wah jadi menarik. Ternyata belajar saxophone itu semudah itu ya?
Jawab: Ya, semudah itu. Saya pikir lebih mudah daripada gitar.
Tanya: Di sekolah music umumnya ada, atau gimana?
Jawab: Di sekolah music ada, tapi mungkin pelajarannya lain dari kita.
Tanya: Lainnya gimana?
Jawab: Kalau kita mengajarinya secara feeling. Jadi kita nggak ngasih not balok seperti di sekolah music. Kita pakai not angka. Not angka itu khan lebih mudah. Do bunyi do, re bunyi re, sehingga nanti kalau sudah dibiasakan, dia denger lagu di TV akan bisa ngikutin.

Tanya: Apa bedanya Rumah Tiup dengan sekolah music atau toko alat music?
Jawab: Rumah Tiup, selain kita menjual, kita juga mengajari. Yang beli kita ajari dan ada kita beri garansi 1 tahun, dan kalau ada masalah apa2 kita bisa servis. Bedanya dengan kursus, kita ngajarinya nggak pakai not balok, tapi kita ngajarinya secara feeling atau mengasah kepekaan dan dengan not angka.
Tanya: Ada nggak orang belajar itu datang benar2 nggak ngerti apa2 gitu?
Jawab: Rata2 semua pemain saxophone yang kita ajari itu nol music.
Tanya: Tahapan mengajarinya bagaimana?
Jawab: Pertama kita ajari cara niup yang betul.
Tanya: Maksudnya, orang datang itu sudah, oke saya beli, lalu yuk belajar atau gimana?
Jawab: Ya, jadi pertama, kita ada khan yang namanya mouthpiece yang buat niupnya itu. Yuk coba dipegang mouthpiece-nya, kita coba tiup2 kemudian baru kita pasang di saxophone, kita ajari sol-la-si-do, gitu. Itu mungkin 1 sampai 2 jam belajar do-re-mi-fa-sol. Kalau itu sudah hafal, kita mulai lagu yang ringan2, misalnya lagu “happy birthday”.
Tanya: Berapa sih modalnya?
Jawab: Modalnya itu, kita jual saxophone itu paling murah Rp 2,5 juta.
Tanya: Jadi saya datang ke Rumah Tiup, membeli satu buah saxophone seharga Rp 2,5 juta, garansi 1 tahun plus belajar seumur hidup. Begitu?
Jawab: Ya, betul. Itu yang seken. Tapi kalau yang baru harganya Rp 4 sampai 5 juta.
Tanya: Muridnya siapa saja, yang kita orang kenal semua?
Jawab: Misalnya Sonny Tulung.
Tanya: Total sampai sekarang muridnya ada berapa?
Jawab: Murid yang beli, yang kita ajari itu sudah sebanyak lebih dari 1.500 orang sampai hari ini.
Tanya: Saya denger alat tiup yang dijual di sana ada brand-nya juga. Itu punya pabrik atau bagaimana?
Jawab: Kita import. Tadinya kita jual yang seken, tapi lama2 yang seken itu berkurang. Kita cari produk lain yang murah meriah. Murah, kualitas bagus, suara bagus. Itu saya dapet produk merek Maxtone. Kemudian dua tahun ini saya dapet pinjaman dari Bank sehingga saya bisa beli atau import sendiri dengan nama Valentine.
Tanya: Dari mana?
Jawab: Dari Taiwan. Itu kualitasnya bagus sekali, sudah tidak kalah dengan topnya saxophone.
Tanya: emang ada topnya saxophone? Misalnya?
Jawab: Ada, misalnya merek Selmer Paris, Yanagisawa, Yulius Keilweth.
Tanya: Berapa itu harganya?
Jawab: Itu harganya 30 sampai 60 juta.
Tanya: Pemain professional mungkin nyari. Tapi untuk kita yang mau belajar, saxophone Valentine ini pilihan yang masuk akal. Jadi, brand Valentine sejak kapan?
Jawab: Sejak 2 tahun ini.
Tanya: Kenapa Valentine?
Jawab: Itu nama saya sendiri (Tina Valentine).
Tanya: kalau buat anak 10 tahun, yang cocok saxophone apa dan harganya sekitar berapa?
Jawab: 10 tahun sudah bisa pakai alto. Harganya sekitar Rp 4 sampai 5 juta. Tapi kalau ke rumah bisa dikorting.
Tanya: Alamatnya di mana?
Jawab: di Jalan Haji Thaiman Barat I No 71 Rt 02 Rw 02 Gedong Pasarrebo, Jakarta Timur atau dibelakang Rumah Sakit Pasar Rebo. Telpon 021-8411717 atau Hp 08161439838.
Tanya: Saxophone, sudah berapa lama di Indonesia?
Jawab: Mungkin sudah sejak jaman Belanda. Karena kita pernah dapet saxophone dengan stempel di tasnya tulisan Batavia. Kita juga punya koleksi saxophone tua buatan tahun 1887. Kemudian kalau di daerah Sum-Ut atau Ternate biasanya dibawa oleh para misionaris.
Tanya: Kalau bicara bisnis, Anda jualan saxophone tapi kemudian kok seolah-olah ini seperti bonus, untuk belajar. Apakah Anda mendapatkan keuntungan sendiri atau sudah cukup dari jualan itu?
Jawab: Gini, kalau soal kita ngajari itu khan dulu waktu kita pertama belajar nyari guru susah sekali dan mahal. Saya bilang mahal, itu memang mahal karena waktu itu gaji kita berapa, untuk mbayar guru berapa, nggak sanggup dah. Sekarangpun juga masih mahal. Sehingga saya mikir kenapa saya nggak ngasih kursus gratis? Dan saya ada kepuasan khusus melihat mereka begitu bisa, nyoba lagu, nyoba lagu sambil bahagia. Saya lihat mereka bahagia, saya sendiri ikut bahagia…
Tanya: Di Jakarta khususnya, apakah ada saingan?
Jawab: Kelihatannya yang jual seperti kita ya cuma kita.
Tanya: Apakah sudah survey ke sana-sini?
Jawab: Kelihatannya nggak ada saingan.
Tanya: Denger2 tempatnya masuk kampung. Jadi orang bener2 harus nyari. Orang nyari apa lagi kalau sudah beli satu?
Jawab: Biasanya kalau sudah beli alto, lalu beberapa bulan atau tahun kemudian cari sopran, tenor, melengkapi.
Tanya: Kita tidak pernah melihat iklannya. Jadi hanya mengandalkan rekomendasi, getok tular, komunitas. Apakah memang ada komunitasnya?
Jawab: Ada komunitasnya.
Tanya: Lalu ngapain aja? Orang2 yang sudah beli kemudian sudah belajar di sana, apa yang dilakukan?
Jawab: Tiap hari Jum’at malam kita bisa kumpul dan nge-jam bareng, unjuk keberanian.
Tanya: Ada yang ditanggap nggak untuk acara nikahan?
Jawab: Ada.
Tanya: Ternyata membeli saxophone di Rumah Tiup itu bukan hanya membeli alat music, tetapi juga membeli pertemanan. Kalau dari komunitas itu sendiri berarti mereka harus daftar atau cuma datang saja atau bagaimana?
Jawab: Otomatis, murid ya sudah jadi anggota komunitas.
Tanya: Ada juga orang yang datang ke sana itu karena diajak oleh teman?
Jawab: Banyak yang datang karena teman, selain dari blog.
Tanya: Di Indonesia sendiri, kalau drum atau gitar sudah banyak, di Indonesia ketertarikan seseorang terhadap saxophone ini seperti apa?
Jawab: Itu ya, alat ini selain suaranya sexy, barangnya juga sexy, kereeen. Orang kalau sudah main saxophone, apalagi di panggung gitu, wah itu rasanya…, nggak tahulah. Nggak bisa diceritakan….

Tanya: Saya dengar buka cabang ya?
Jawab: Ya, sudah buka cabang di Cibubur. Dan awal bulan Juli 2011nanti akan buka di Jogja.

Kesimpulan:
- Rumah Tiup memang beda dengan toko music lainnya. Itu karena keberadaan Rumah Tiup diawali dari hobi atau kecintaan kepada satu alat music.
- Rumah Tiup berbeda juga dengan tempat kursus music. Rumah Tiup ingin membuat orang lain bisa dengan mengajari gratis. Melihat orang lain senang, kitapun ikut senang.