Lokasi Pengunjung Blog

Sunday, November 29, 2009

Herman Leonard, sang juru foto





Herman Leonard (86) lahir tahun 1923 di Allentown, Pennsylvania, adalah seorang fotografer yang banyak memotret tokoh2 jazz legendaris, seperti John Coltran, Dexter Gordon dsb. Karya2 fotonya sangat artistik, misalnya seperti foto2 berikut ini. (Gambar2 dari google image).

Thursday, November 26, 2009

MISTY



Syair lagu "MISTY" sbb:

Look at me,
I'm as helpless as a kitten up a tree;
And I feel like I'm clingin' to a cloud, I can' t understand
I get misty, just holding your hand.

Walk my way,
And a thousand violins begin to play,
Or it might be the sound of your hello, That music I hear,
I get misty, the moment you're near.

Can't you see that you're leading me on?
And it's just what I want you to do,
Don't you notice how hopelessly I'm lost
That's why I'm following you.

On my own,
When I wander through this wonderland alone,
Never knowing my right foot from my left My hat from my glove
I'm too misty, and too much in love.

Too misty, And too much in love.....

Wednesday, November 25, 2009

PENGIN INI PENGIN ITU



Ini pengalaman saya, dulu saat pertama kali punya saxophone tenor, wuiih, senengnya pol. Tak jemu2 mata ini memandangi bodynya yang sexy dan agak bongsor itu. Tak ada hari tanpa membelai, meniup dan memainkan tombol2 nya. Dan hati makin sumringah ketika kemudian saya bisa berlagu, bertralala dan trilili bersama si tenor.

Tapi ternyata sax tenor itu memiliki adik, yaitu saxophone alto yang sosoknya lebih kecil. Maka ngiler juga saya dibuatnya. Jadilah saya punya keduanya, si tenor dan si alto. Sudah punya tenor dan alto rupanya belum cukup. Begitu melihat saxophone sopran yang lurus langsing, ee…, saya terpikat juga.

Ya, mereka itu selain berbeda ukuran juga berbeda wilayah nadanya. Saxophone sopran yang lurus dan langsing mewakili wilayah nada tinggi, sedangkan saxophone tenor yang bongsor mewakili wilayah nada rendah. Saxophone alto berada di antaranya. Jadi kalau saya pengin melantunkan lagu yang bernada melengking ala Kenny G, maka sax sopran yang saya pakai. Giliran ingin bermain di wilayah nada “cowok” ala Stan Getz, maka saya pakai saxophone Tenor. Kalau ingin seperti Dave Koz, ya pakai saxophone yang alto atau yang "baby".

Di antara ketiga saxophone itu yang paling berbeda bentuk adalah si sopran. Sax sopran bentuknya lurus, panjangnya kira2 selengan kita. Sedangkan sax alto dan tenor berbentuk melengkung mirip pipa tembakau atau pipa cangklong.

Tapi ada juga sih, saxophone sopran yang modelnya tidak lurus melainkan ditekuk ujung serta bonggolnya serupa model sax alto, dikenal dengan julukan “BABY (ALTO) SAXOPHONE” seperti terlihat di gambar.

Dan saat ini ada banyak tersedia “BABY SAX” kayak gitu di Rumah Tiup, mereknya “VALENTINE”. Tampilan si baby ini moderen dan cantik, suaranya merdu serta enak sekali dimainkan. Lagian, karena sosoknya mungil, si baby ini gampang ditenteng, diajak bermain kemana mana. Gitu loh…

Andai belum bisa main, jangan khawatir. Akan diajari gratis sampai bisa! Pengin? Hubungi saja Tante/Bu Tina di 021 8411717 atau di HP nya.

KARTU KREDIT



Kartu kredit dewasa ini bukan sekedar gaya hidup, tetapi merupakan kebutuhan bagi kita2 untuk menunjang semua aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Semua keperluan bisnis maupun pribadi, mulai dari membiayai perjalanan dinas, menjamu klien hingga biaya kelahiran si kecil, belanja kebutuhan harian atau berlibur bersama keluarga tercinta, dan juga …, beli saxophone yang telah lama kita impikan, dapat di penuhi oleh Kartu Kredit.

Ya, kini “Rumah Tiup” menerima pembayaran dengan Kartu Kredit.

Asyik tho, manteb tho…

Wednesday, November 18, 2009

HAWKES & SON


Ini saxophone vintage buatan Inggris merek Hawkes & Son. Kisah atau sejarah tentang Hawkes itu sendiri sebagai berikut (maaf sumbernya lupa):

Known as Hawkes & Co. from 1860 to 1875, the firm was first established in 1860 as an importer of brass instruments in London by William Henry Hawkes (1830-1900), a state trumpet player for Queen Victoria. In 1869, he began to repair instruments, but soon manufactured instruments and sold published music, as well. In 1924, a one acre factory was opened at Edgware, north London, and they employed between 200 and 250 workers at it's height. This large producer of brass instruments was bought by BOOSEY in 1930 to form what is known today as "Boosey & Hawkes".

The instruments manufactured by Hawkes & Son (the name adopted in 1889) during the latter quarter of the nineteenth century and the first half of the twentieth century were often supplied to the many army and military bands that existed, especially in England. While mainly brass instruments, all of the violin family instruments were imported and sold though the Hawkes and Son workshop.

Gitu deh...

POTRET SAXOPHONE LAWAS




Inilah potret tiga merek saxophone lawas dan terkenal buatan Eropa yaitu, Julius Keilwerth (tone king), SML (rev. D), dan Henri Selmer (super balance action). Meskipun termasuk barang langka namun saxophone2 tersebut ternyata bisa juga ditemukan di Indonesia.

Tuesday, November 17, 2009

Wedding Songs, Tak Harus Slow

Menentukan lagu-lagu cinta untuk dipakai sebagai wedding songs memang seru. Entah akan ditampilkan saat resepsi pernikahan, sebagai sovenir atau undangan dalam bentuk CD, lagu-lagu ini akan menunjukkan siapa Anda dan pasangan. Lewat lagu-lagu pilihan tersebut, keluarga, teman-teman, atau klien akan mengetahui bagaimana selera musik Anda, bagaimana perjalanan cinta Anda dan pasangan. Untuk yang terakhir ini, tentunya Anda harus lebih jeli memilih lagu-lagu yang dapat menggambarkan perjalanan cinta tersebut.

Oleh sebab itu, pilihan lagu-lagu cinta tak lagi melulu yang merupakan lagu klasik pernikahan, seperti "I Finally Found Someone" milik Bryan Adams dan Barbra Streisand, atau "True Love"-nya Kiki Dee. Anda bisa memilih lagu-lagu lain yang nge-beat, nge-rock, bahkan nge-dance.

Nah, bila Anda belum menemukan lagu cinta Anda, daftar lagu di bawah ini bisa menjadi alternatif pilihan:

"One Fine Day" - Natalie Merchant
"He Loves Me" - Jill Scott
"Love Song" - The Cure
"If I Fell" - The Beatles
"She" - Elvis Costello
"Days of Our Lives" - Queen
"Feelin' Love" - Paula Cole
"Cinta Terakhir" - Ari Lasso
"For Once in My Life" - Frank Sinatra
"Just the Two of Us" - G. Washington/ B. Withers
"You Are So Beautiful" - Joe Cocker
"My Girl" - Temptations
"Overjoyed" - Stevie Wonder
"All I Want Is You" - U2
"Fallen" - Lauren Wood
"This Kiss" - Faith Hill
"Here We Are" - Gloria Estefan
"Stay with You" - Goo Goo Dolls
"Dia" - Maliq & D'Essentials
"Beautiful Day" - U2
"If I Ever Lose My Faith in You" - Sting
"Love Song" - Sara Barielles
"Baby, I Love You" - Jennifer Lopez
"How Sweet It Is to be Loved by You" - Marvin Gaye
"I'll Always Be Right There" - Bryan Adams
"It Had to Be You" - Harry Connick, Jr.
"I Will" - The Beatles
"Angel" - Aerosmith
"All You Need is Love" - The Beatles
"I Belong to You" - Lenny Kravitz
"Come Away with Me" - Norah Jones
"Have You Ever Really Loved A Woman" - Bryan Adams
"So High" - John Legend
"Isn't She Lovely" - Stevie Wonder
"Like You'll Never See Me Again" - Alicia Keys
"I Melt with You" - Jason Mraz
"Mad About You" - Hooverphonic
"Sempurna" - Andra and the Backbone
"She's the One" - Robbie Williams
"Love" - John Lennon
"Wedding Vows (The Day I Married My Angel)" - Jamie Foxx
"You Complete Me" - Keyshia Cole
"You Never Walk Alone" - Elvis Presley
"I Wanna Grow Old with You" - Adam Sandler
"Thank You for Loving Me" - Bon Jovi
"I'm Yours" - Jason Mraz
"I Wanna be with You" - Mandy Moore
"Pilihanku" - Maliq & D'Essentials
"I Need You" - LeAnn Rhymes
"Dewi" - Alexa

(Sumber: www.kompas.com)

Lha kalau yang ini adalah Top Ten Wedding Songs:

Nothing Compares To You. Sinead O’Connor
Close To You. Maxi Priest
Power of Love. Jennifer Rush
Love Me Tender. Elvis Presley
I Can’t Help Falling in Love with You. Elvis Presley
Just the Way You Are. Billy Joel
When You Say Nothing At All. Ronan Keating
From This Moment On. Shania Twain
You Made Me Love You. Al Jolson
How Deep Is Your Love. Bee Gees

Gitu deh...

Saturday, November 14, 2009

IMANIAR, The Big Kids


Sebelum dikenal sebagai penyanyi solo, Imaniar bergabung dengan saudara-saudaranya dalam band keluarga, The Big Kids dan pernah berduet dengan kakaknya, Lidya Noorsaid. Adik kandung Imaniar, Iwang Noorsaid juga berkecimpung di dunia musik mengambil aliran mainstream jazz.

Dari enam anak-anak Said Kelana--Idham, Irommy, Lydia, Imaniar, Inang dan Iwang--, kini praktis hanya Niar, Iwang dan Inang saja yang masih terjun di dunia musik komersil. Trio The Kids dibentuk Said Kelana tahun 1967 yang terdiri dari Idham, Iromi dan Lidya. Di awal 1970-an, masyarakat di Tanah Air kepincut dengan gaya bermusik dan menyanyi mereka ketika tergabung dalam The Kids yang kemudian berubah menjadi Kids Brothers saat Imaniar, Inang dan Iwang bergabung. Said yang pensiunan tentara Kodam Jaya begitu keras mendidik keenam putra-putrinya dalam bermain musik. Niar sudah dilatih bernyanyi serta bermain saxophone dan trumpet sejak umur empat tahun. Kala itu ada yang menyamakan mereka sebagai The Osmond Family-nya Indonesia.

Saat The Big Kids bubar pada tahun 1985 banyak penggemar yang menyayangkan. Namun, Imaniar dan Lidya sanggup bertahan dan mengembangkan karir. Tahun 1986, Adi, seorang produser yang mengedarkan album rekaman dengan bendera PT Dian Records yang kini bernama Prosound Records, membujuk Said untuk merelakan kedua putrinya berduet lepas dari band The Kids. "Pak Adi bisa meyakinkan Abah kalau kami bisa sukses di jalur pop yang lebih enteng ketimbang jazz rocknya The Big Kids," kisah Imaniar.

Musik pop yang enak dicerna tapi ekslusif menjadi kemasan manis bagi olah vokal khas Niar dan kakaknya. Vokal Lidya yang cenderung ngejazz berpadu unik dengan nuansa R&B yang funky miliknya. Sayangnya, hanya dua album yang mereka hasilkan. Niar pun sempat bersolo karier dengan melempar beberapa album, di antaranya Hasratku dan Kacau yang terjual hampir satu juta kaset. Gaya Niar yang atraktif dalam mendendangkan lagu-lagu bernuansa R&B di akhir 1980-an menjadikan Niar mendapat julukan "Janet Jackson Indonesia". "Saya sebenarnya tidak terlalu suka dengan julukan itu," kata Niar.

Dan sekarang ini nampaknya mbak Niar sedang pengin "ngesax" lagi. Buktinya, kemarin menyempatkan diri mampir ke Rumah Tiup. Tentunya ya untuk niup2 aneka saxophone yang bergelantungan & dipajang itu.

Gitu deh...

SELMER SUPER (BALANCED) ACTION, Makin Lama Makin Berharga


Sungguh tidak mudah untuk mencari benda yang satu ini. Meskipun begitu saya berhasil juga menemukannya kemarin. Ya, saya merasa sangat beruntung bisa mendapatkan saxophone Selmer Super (balanced) Action alto, nomor seri 47.816 buatan tahun 1951 yang sangat langka itu.

Saxophone Selmer Super (balanced) Action itu memang langka, diproduksi antara tahun 1948 s/d 1953 dengan jumlah total tidak sampai 20 ribu unit atau sekitar 3 ribu unit pertahun. Setelah itu dari tahun 1954 sampai dengan tahun 1974, atau selama 20 tahun, perusahaan selmer (Paris) memproduksi saxophone seri lain yaitu Mark VI dalam jumlah banyak, lebih dari 165 ribu unit.

Kisah perburuan SBA (Super Balanced Action) itu dimulai ketika ada seorang kolega asal Spanyol yang saat ini sedang bertugas di Indonesia menginginkan benda itu dan meminta tolong saya untuk mencarikannya. Tapi sayang, setelah saxophone yang diinginkan berhasil didapat, beliau malah menyatakan "masih pikir2". Ya sudah...

Jadilah sekarang saxophone alto merek Selmer Super Balanced Action nomor seri 47.816 buatan tahun 1951 itu masuk dalam daftar barang koleksi pribadi. Gitu aja kok repot...

Dan sesunggguhnya mengkoleksi saxophone langka, cantik serta terkenal seperti Selmer Super Balanced Action ini tidak ada ruginya. Mengapa? Karena makin lama benda itu, justru akan semakin "berharga".

Begitu kira2.

Thursday, November 5, 2009

POJOK RUMAH TIUP



Ini potret salah satu sudut di "Rumah Tiup". Beberapa buah saxophone yang terpajang di dinding itu adalah saxophone "jadul" yang menjadi koleksi rumah tiup. Benda2 itu dikoleksi karena memiliki sejarah, disain, dan kisah yang unik dan istimewa.

Begitu kira2...

Sunday, November 1, 2009

MEKAR


Clarinet itu bercorong lebar, seperti bunga sedang mekar.