Lokasi Pengunjung Blog

Thursday, October 30, 2008

Mojok...., wis jan!


"Mojok, bersandar di tembok, sembari umek-umek si alto Vito...., wis jan nyamleng tenaaaan!" Kata mas Wawan Jatipadang.

Piye Jal?

Horn..., horny Sax!


Posisi ngesaxnya si Tole ini terbalik. Tapi ya harap maklum, lha wong dia lagi horny.
He he...

Anton Pri.

Naked (baca: nekat) lady...

Oo.., saxophone tua.



Yang paling saya suka dari saxophone tua itu adalah bukan kemulusannya tapi justru lantaran kusam dan adanya bercak2 jejak jari tangan, jejak kehidupan masa lalunya.

Jejak jari itu punya banyak kisah. Mungkin saja saxophone tua itu dulu sering dipakai mengiringi para penggede berpesta dansa dansi. Dan sementara mereka asyik berdansa serong kanan serong kiri, rakyat jelata di luar sana dibiarkannya kleleran....

Ah....

Anton Pri.

Wednesday, October 29, 2008

Baby Sax...


Pernah lihat Dave Koz memainkan saxophone mini, saxophone yang kecil mungil, berbentuk kayak cangklong dan bernada melengking tinggi? Ya, macam itulah yang orang biasa sebut "BABY SAX".

Sebenarnya baby sax itu termasuk jenis saxophone sopran (biasanya sopran punya model lurus saja, tapi yang ini lain, jenis sopran namun bentuknya melengkung serupa sax alto). Dengan modelnya yang melengkung itu, saxophone unik satu ini menjadi terlihat lebih gaya, lebih imut, lebih ciamik en cantik, lebih menarik, ah..., pokoknya keren dah!

Dan saat ini kita ada sedia banyak stok Baby Sax (kondisi 100% baru) siap dijual. Andai tertarik, silahkan pilih sendiri. Kalau belum bisa mainnya, jangan khawatir, karena akan diajari gratis..., sampai bisa. Soal harga..., ya patutlah, gitu.
Piye Jal?

Salam,
Anton & Tina Sax

Sax repair...

Saxophone penyok, bocor, mampet, kagak ngeper, necknya goyang, tombolnya berisik, pernya patah, sekrupnya kendor, patriannya copot, gabusnya nglotok, klepnya keriput dsb? Jangan khawatir! Semua itu bisa diperbaiki, dibikin pulih, dibuat prima lagi.

Kalau bodinya penyok, tinggal diketok atau dikenteng.
Kalau bocor, tinggal klepnya disetel.
Kalau mampet, tinggal diperiksa barangkali ada gombal ataupun tutup mouthpiece yang nyangkut di dalam rongga bodi.
Kalau necknya goyang alias tidak terkunci erat di bodi, tinggal diatur lagi ukuran sambungannya.
Kalau tombolnya bunyi berisik, tinggal di pasang kembali ganjel2 nya yang mungkin terlepas.
Kalau pernya patah, tinggal diganti.
Kalau sekrupnya kendor, tinggal dikencengin.
Kalau patriannya copot, tinggal dipatri lagi.
kalau gabus pada necknya nglotok, tinggal diganti gabus baru.
Kalau klepnya keriput, tinggal diganti dengan klep baru.

Soal memperbaiki saxophone (dan juga alat musik tiup lainnya) ataupun menyetel sehingga saxophone itu kembali enak dipakainya, bukanlah suatu pekerjaan yang sulit. Tapi memang sih diperlukan ketelatenan. Dan untuk perkara yang satu ini, perkara reparasi ini, Tina adalah ahlinya. Ya, nukang memang menjadi salah satu hobi Tina juga.

Jadi kalau saxophone sampeyan jatuh dan penyok, atau kalau saxophone itu tidak enak lagi dimainkan, tak perlu nangis en sedih. Silahkan bawa saja ke Tina. Pasti beres! Piye Jal?

Salam,
Anton Pri.

Tiada hari tanpa ngesax!





Sudah punya sax sopran, tapi tetap saja pengin niup yang lainnya. Begitulah kira2 kelakuan kita2 para penggila saxophone. Betul?

Seperti teman kita mas Yudha ini, beliau belum lama belajar ngesax. Pengin ngesax gara2 nya sepele, lantaran belajar main piano kagak pinter2. Lalu, ya... main saxophone deh! "Ternyata main saxophone sangat gampang" ujarnya.

Sekarang ini beliau punya saxophone tidak cuma satu tapi ada beberapa. "Tiada hari tanpa ngesax". Begitu semboyannya. Ya ya ya..., tetap semangat ya mas!

Anton Pri.

Bamboo Saxophone...


Yang dipegang oleh mas Didiet ini bukan suling, bukan juga recorder, melainkan saxophone bambu ala China. Piranti tiupnya berupa mouthpiece & reed persis punya saxophone ataupun clarinet. Pengatur nadanya bukan klep, tetapi sekedar lubang2 kecil pas ujung2 jari. Meskipun begitu dia bisa lho bernada hingga 2 oktaf.

Mouthpiece berupa bambu yang ujungnya dipotong miring. Sedangkan reed terbuat dari plastik, bentuknya nyaris seperti sendok ice cream. Reed tersebut ditempelkan pada mouthpiece dan diikat, bukan dengan legature tapi cukup diikat tali senar. Soal suaranya..., ya begitulah!

(Anak2 jaman dulu biasa membuat mainan tiup2 an semacam itu dari tangkai daun pepaya. Tangkai dikerat miring, kemudian sepotong daun pisang dipakai sebagai reed).

Anton Pri.

Tuesday, October 28, 2008

Indonesia gudang saxophone vintage....


Tak disangka tak diduga, ternyata Indonesia ini gudangnya saxophone2 vintage. Bahkan sampai sekarangpun masih banyak saxophone tua yang tergeletak begitu saja (dan mungkin tak terurus) di sudut2 gudang di seluruh pelosok negeri. Ya, kebanyakan mereka adalah benda2 peninggalan "jaman Belanda". Tentu saja tidak hanya saxophone saja, tapi beragam alat musik tiup lainnya juga ada.

Beberapa merek tua yang pernah saya "pegang" di antaranya merek Adolphe Sax (alto). Mestinya ini bisa jadi barang koleksi yang berharga, namun karena waktu itu saya masih "goblog", belum paham soal seluk beluk si sexy ini, belasan tahun lalu benda itu saya biarkan terbang ke Jepang, dibeli oleh seorang rekan dari sana. Yo wis....

Merek lainnya yang biasa terlihat adalah: Kessel Mathias, Hawkes & Son, Rampone Cazzani, Stentor, Couesenon, Julius Keilwerth, CG. Conn, Buescher, Holton, Nikkan, Yanagisawa, SML, Buffet Crampon, Selmer model 22, model 26, balance action, dsb.

Mereka cukup banyak, bahkan pernah suatu waktu, ada puluhan saxophone merek Selmer baik yang balance action ataupun mark VI yang populer itu berada dalam pelukan. Nggilani khan?

Ya, mereka ada banyak. Persoalannya adalah bagaimana cara membangkitkan si tua itu dari tidur panjangnya di kegelapan pojokan gudang. Mereka perlu dibangkitkan kembali agar dapat berperan serta, menyemarakkan dunia yang indah tiada tara ini. Piye Jal?

Anton & Tina
We love Saxophone, the way they look and the way they sound.

The Girl from Ipanema...


Not balok dari lagu The Girl from Ipanema yang terkenal ini bisa kita suarakan (menggunakan mulut) dengan cara kita membaca not angkanya ( not do re mi), seperti gini: re si si la re, si si si la re, si si la re re, si si si la do, la la la sol si, sol sol sol fa sol.... (2X).
Di bagian refrain, ada kode bulatan merah. Di sini nada dasar turun 2 tingkat dari dasar nada mula-mula, dan notnya dibaca: mi fa mi re mi re do re...
Pada kode bulatan kuning, nada dasar turun 1/2 tingkat dari nada mula-mula, dan notnya tetap dibaca: mi fa mi re mi re do re...
Di kode bulatan hijau, kembali ke nada dasar mula-mula, dan notnya kembali dibaca: mi fa mi re mi re do re... dst.

Jadi di dalam satu lagu itu terdapat beberapa kali perubahan nada dasar, yakni pada bagian refrain yang bertanda kode bulatan merah serta kode bulatan kuning, masing-masing turun 2 tingkat dan turun 1/2 tingkat. Turun 2 tingkat artinya dari nada dasar mula-mula F misalnya, menjadi C#. Dan turun 1/2 tingkat berarti dari nada dasar F menjadi E.

Dengan pengertian macam ini, maka kita dapat melagukan lagu ini dari nada dasar apapun. Kita tidak lagi tergantung kepada nada dasar seperti yang tertera di not baloknya itu (yang bertanda 1 mol atau berkunci nada dasar F).

Dengan saxophone alto ataupun sopran dan tenor, kita dapat memulainya bermain di kunci C misalnya. Dan ketika sampai di bagian refrain kode merah, kunci nada kita turunkan 2 tingkat, dari C menjadi G#. Di kode kuning, kunci nada turun 1/2 tingkat, dari C menjadi B. Sampai pada kode hijau, nada kembali ke kunci awal yaitu kunci C.
Begitu seterusnya, berangkat main di kunci nada D atau E atau G dst, polanya akan sama saja.

Wis, selamat mencoba.

Anton Pri.

Monday, October 27, 2008

Pak Dokter dan saxophone...


Sekali2 pak dokter boleh ngesax juga. Jangan cuma nyuntik aja. Piye jal?
(dr. Soegeng sedang in-action diiringi organ. Foto diambil tgl 26 Okt 2008, di acara ulang tahun bu dokter).

Friday, October 24, 2008

Over the Rainbow...


Cara gonta-ganti kunci nada ...



Setelah mengenal do re mi kita bisa memainkan lagu Fly Me to the Moon misalnya, dari nada dasar manapun. Yang menjadi persoalan kemudian adalah bagaimana cara kita menyesuaikan fingeringnya pada saxophone. Kalau ngesax di posisi C, itu sih keciiiil, gampang karena kita sudah hapal. Tapi giliran harus main di lain kunci..., waaahhh piye jal?

Tapi tak perlu sutris en bingun. Ini ada tip jitu tentang bagaimana cara kita bergonta-ganti kunci nada.

Pada saxophone (semua jenis, sopran, alto, tenor ataupun bariton dll), posisi fingering C boleh kita sebut sebagai posisi netral.

Posisi G kita sebut posisi 1 # (satu kres)
Posisi D kita sebut posisi 2 # (dua kres)
Posisi A kita sebut posisi 3 # (tiga kres)
Posisi E kita sebut posisi 4 # (empat kres)
Posisi B kita sebut posisi 5 # (lima kres)
Posisi Fis disebut posisi 6 # (enam kres)
Posisi Cis disebut posisi 7 # (tujuh kres)

Sedangkan,
Posisi F kita sebut posisi 1 b (satu mol)
Posisi Bes kita sebut posisi 2 b (dua mol)
Posisi Es kita sebut posisi 3 b (tiga mol)

Kita main di kunci G (posisi 1 #) artinya, not "do" (not angka 1) kita berangkatkan/dimulai dari posisi jari di G, dan di dalam urutan berikutnya (do re mi dst) terdapat sebanyak 1 (satu) posisi kres, yakni pada nada "si" (atau nada Fis, atau not angka 7).

Main di kunci nada D (posisi 2 #), artinya ada sebanyak 2 (dua) posisi kres, yakni pada nada "mi" dan "si" (nada Fis dan Cis atau not angka 3 dan 7).

Main di kunci nada A (posisi 3 #), artinya ada sebanyak 3 (tiga) posisi kres, yakni pada nada "mi", "la", dan "si" (nada Fis, Cis dan Gis atau not angka 3, 6 dan 7).

Main di kunci nada E (posisi 4 #), artinya ada sebanyak 4 (empat) posisi kres, yakni pada nada "re", "mi", "la", dan "si" (nada Fis, Cis, Gis dan Es atau not angka 2, 3. 6 dan 7).

Main di kunci nada B (posisi 5 #), artinya ada sebanyak 5 (lima) posisi kres, yakni pada nada "re", "mi", "sol", "la", dan "si" (nada Cis, Es, Fis, Gis dan Bes atau not angka 2, 3, 5, 6, 7).

Jadi sekarang kita memiliki tabel:

Selamat mencoba.

Anton Pri.

Thursday, October 23, 2008

FLY ME TO THE MOON .....




Dari mendengar saja kita sudah bisa mengenal dan menyanyikan kembali lagu Fly Me to the Moon. Kita bisa jadi lupa syairnya, tapi alunan melodinya, pasti kita ingat. Sembari bersiulpun lagu itu bisa kita selesaikan hingga tuntas tas. Betul?

Nah, ketimbang kita cuma sial-siul, mengapa tidak kita coba lantunkan lagu itu dengan menyebutkan do re mi nya, seperti ini: Do si la sol fa, sol la do si, la sol fa mi..., La sol fa mi re, mi fa la sel, fa mi re do..., dst. Dengan tekun berlatih, pasti kita akan bisa. Percayalah! Piye jal?

Satu keuntungan besar darinya, kalau kita bisa mengenal do re mi, adalah kita tidak lagi terpaku kepada buku lagu, kepada hanya satu nada dasar, tetapi kita bisa memulai lagu itu dari ketinggian nada yang seberapapun, mau dari nada dasar C, D, E, F, G, A, B atau dari nada Es, Fis, Gis, Bes, Cis..., itu tidak lagi jadi persoalan. Pokoknya akan persis seperti ketika kita menyanyi, dasar nada dapat disesuaikan dengan kemampuan suara kita. Begitu?

Anton Pri.

Nama kunci nada (saxophone)

FLY ME TO THE MOON (versi not angka...)



Ini adalah lagu "Fly Me to The Moon" dengan not angka (do re mi). Harga notnya silahkan dibaca di not baloknya.

Fly me to the moon...

Wednesday, October 22, 2008

Flip...?



Gambar saxophone itu tidak bisa di "flip horizontal" begitu saja. Mengapa? Karena sisi kanan saxophone berbeda dengan sisi kirinya. Tidak hanya saxophone, tapi trumpet maupun clarinet demikian juga.

Jadi semua kita perlu hati2 dalam membuat poster, apalagi untuk acara akbar macam java jazz. Menjungkir balikkan gambar saxophone, trumpet, trombone dan clarinet sehingga membentuk aksara "Java Jazz" itu bolah-boleh saja, tapi jangan sembarangan tanpa memperhatikan sisi kiri-kanannya benda2 itu.

Kalau membuatnya asal2 an kayak yang terlanjur terjadi pada poster java jazz itu, lha khan malu tho?! Pengin nge-Jazz lha kok sosok intrumennya saja kagak ngeh, kagak ngerti. Piye Jal?

Anton Pri.

Slogan Saxophone...

Ini ada beberapa slogan atau jargon yang menyangkut saxophone.
- Slogan yang kayak orang bule punya:
I LOVE THE SAX
TRUST ME, I'M A SAXOPHONIST
100% SAXOPHONIST

- Slogan yang kayak iklan rokok punya:
SAXOPHONE..., SELERA PEMBERANI
SAXOPHONE..., BUKAN BASA BASI

- Slogan yang kayak iklan obat punya:
SAXOPHONE..., ENAK TENAAAAN
SAXOPHONE..., PANCEN OYE

- Slogan orisinil yang kita punya:
SAXOPHONE..., WIS JAN!
SAXOPHONE..., PIYE JAL?
SAXOPHONE..., NGAPA TIDAK?

Ada yang mau menambahkan?
Piye Jal?

Anton & Tina Sax
We Love Saxophone, The Way They Look and The Way They Sound.

Tanjidor..., jazz ala Betawi


" Anak cucu keturunan Betawi kagak mau ngopenin Tanjidor. Maunya ngedangdut melulu, Barangkali itu salah satunya yang bikin Tanjidor kagak berkembang" kata Mat Sani, kakek dari sejibun cucu, kelahiran Kramat Pulo Jakarta Pusat.

Ya, Tanjidor sering disebut sebagai musik rakyat Betawi. Alat musik yang dipakai di antaranya: trumpet, trombone, sausaphone, alto horn, tenor horn, clarinet ditambah tambur atau genderang. Musik tanjidor ini tumbuh sejak abad 19, dipakai untuk mengiringi jamuan para tuan tanah pada waktu itu. Dulu membawakan lagu2 belanda macam Batalion, Bananas, Welnes, Delsi, tetapi kemudian lebih banyak melantunkan lagu2 Betawi kayak Jali2, Kicir2 dsb. Kalau sekarang malah mendendangkan lagu2 dangdut juga, seperti lagu bang Toyib, si Jablay dll...., ngikutin trend.

Sayangnya, alat musik tiup yang mereka pakai sudah uzur, diikat kawat di sana sini agar tidak berantakan, bodinya peyot2 dan warnanya kusam. Bahkan untuk clarinet, pemainnya membuat sendiri reed dari bahan..., bambu! Ini saya tahu persis karena beberapa waktu lalu, para kakek pemain tanjidor itu bertandang ke rumah untuk bincang2 dan servis peralatan.

Ah..., budaya Tanjidor ini patut diperhatikan, kalau tidak oleh pemerintah kota, ya oleh kita2 ini saja. Kita2 bisa dan mau kok membantu, misalnya meremajakan peralatan sekaligus meremajakan para pemainnya. Betul?

Piye Jal?

Anton & Tina Sax

Sunday, October 19, 2008

Marching band...?

Geli....

Mouthpiece saxophone & clarinet ditiup dalam posisi reed nya di bawah, bersentuhan dengan bibir bawah kita. Begitu itu cara yang biasa orang lakukan di jaman sekarang. Dikasih cara seperti gitu, kita sih nurut saja, tidak pernah nanya mengapa dan kenapa.

Tapi dulu lain lho caranya. Dulu posisi reed justru di bagian atas, menyentuh bibir atas. Posisi baru berganti ketika seorang pemain clarinet dari Swedia, Benhard Henrick Crussel (1775 - 1838) mempraktekkan cara meniup dengan posisi reed dibawah seperti sekarang ini.

(Saya pernah iseng, mencoba meniup dengan posisi mouthpiece terbalik, yaitu reed di atas, ee..., hasilnya malah tergeli-geli nggak keruan. Getaran reed di bibir atas itu lho yang bikin kita kegelian. Jadi bukannya suara merdu yang keluar dari saxophone, tapi malah suara tawa kita yang..., cekikikan. Hi hi hi....)
Piye Jal?

Anton Pri.

Ngamen boleh, asal.....



Ngamen di atas jembatan kayak gini..., boleh saja. Asal ngeSaxnya benar2 patut didengarkan, tidak asal jrang-jreng, ee.., toet-toet, dapet tip lalu udahan.

Anton Pri.

Tekuk lutut...




Alunan merdu suara saxophone, membuat kita..., tekuk lutut! (Harafiah).

Saturday, October 18, 2008

Begini ini.., bener!


Kalau cara megangnya udah bener gini, jangan lantas sampeyan..., salah pencet lho!

Gayanya doang....




Mejengnya OK, modelnya OK, tapi masang mouthpiece dan posisi tangannya itu lho..., lha kok terbalik?!

Hal semacam ini banyak kita temukan di karya para juru potret yang asal jepret. Kenapa sih kok para fotograper (termasuk sang model) tidak berusaha mencari tahu tentang bagaimana cara menangani saxophone itu? Kalau begini ini, seindah apapun karya foto itu, akan menjadi kurang berbicara...
Piye jal?

Anton Pri.

Sax Soak e.., Sax Soank komentar:
Model kayak gini, cocoke...., ngulek sambel! Ha ha...

Friday, October 17, 2008

Kodok ngorek...

Not Do Re Mi..., untuk latihan







Ini adalah lembar not do re mi, untuk berlatih saxophone (bagi pemula). Angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, harap dibaca: Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si. Dan angka 1 dicoret, 2 dicoret, 4 dicoret, 5 dicoret, 6 dicoret, harap dibaca: Di, Ri, Fi, Sel, Li.

Tentang bagaimana posisi jari jemari, silahkan dilihat di gambar: "CHART".
Gambar posisi jari pada CHART tersebut merupakan posisi netral untuk saxophone (baik saxophone in Es ataupun in Bes).

Setelah lancar berlatih pada posisi tersebut, berikutnya nanti kita akan masuk pada topik: Bagaimana jurus jitu untuk bermain di aneka kunci nada.

Selamat berlatih!

Thursday, October 16, 2008

Fingering Chart Saxophone (posisi netral atau posisi C)

Evolusi...

Saxophone dan do-re-mi...


Manakala not angka alias do-re-mi sudah kita pahami, selanjutnya semuapun menjadi lebih gampang. Main saxophone jadi tak ubahnya seperti kala kita bersiul. Aneka nada bakal bisa kita bidik tanpa keseleyo, tanpa slenco alias blero. Nada sol yang kita inginkan misalnya, akan sol juga yang kita dapat, bukan nada2 tetangganya sel ataupun fi.

Soal mana yang lebih gampang atau lebih perlu, ataukah bermain mengandalkan kertas partitur bergambar kecambah yang kudu dipelototi itu atau cukup menggunakan not2 angka yang sudah terekam di benak, yuk kita periksa bersama.

Tentunya yang namanya benak, kemana mana ya mesti ngikut sama si kepala. Kemanapun pergi, kita si empunya kepala, tak perlu khawatir ketinggalan..., benak. Jadi misalnya tiba2 kita dilanda nafsu pengin ngesax, nimbrung di suatu acara musik band, tak perlu ragu kitapun bisa langsung turut bergabung, menambah semaraknya suasana dengan alunan suara merdu saxophone yang kita tiup. Kita bisa begitu lantaran data sederhananya yakni not do-re-mi sudah tersimpan terlebih dahulu di memori. Kalau kita tergantung pada buku lagu, tentu kita tak akan seleluasa itu. Mana bisaaa! Andai buku tidak ada, mati kutulah kita...

Apalagi saxophone itu merupakan alat musik hembus, dimana piranti hembusnya yaitu mulut letaknya deket bener dengan hati. Sehingga expresi dari hati, langsung dapat disuarakan lewat mulut yang menghembus-hembus, meniup saxophone. Pengin niup kenceng sak kayange atau pengin berbisik selirih lirihnya...,itu bisa. Semua isi dan suasana hati mampu diungkapkan dengan tepat oleh saxophone. Makanya banyak peniup saxophone kalau pas nyebul matanya..., merem!(Kenapa merem?) Dengan kondisi mata terpejam seperti itu tentu tak bisa dia membaca. Mana bisaaa....

Saxophone memang ekspresif. Kadang kita dibuat terkecoh oleh tampilan fisik pemainnya. Di sosok pemain yang renta misalnya, ternyata di dalam dadanya tersimpan bara api semangat yang berkobar. Ini tercermin dari tiupannya yang bebas penuh enerji. Atau di sosok yang nampak sangar dan kasar ternyata terdapat kemalasan yang luar biasa. Ya, saxophone memang begitu, pancen enak. Dan memahami not doremi juga begitu..., pancen perlu! Dua kekuatan itu musti dikawinkan. Kalau keduanya bersatu, barulah dapat diharapkan akan diperoleh hasil yang makin mantap, makin..., ekspresif! Ini dibutuhkan terutama untuk melayani jenis permainan musik bebas, seperti Jazz atau yang lain, misalnya.

Dan belajar do-re-mi itu tidak sulit. Tidak beda kok dengan kalau kita berlatih vokal atau menyanyi. Kita cukup melatih diri agar dari lagu yang terdengar, kemudian bisa kita terjemahkan ke dalam not2 angka atau doremi nya. Begitu saja...
Piye Jal?

Anton Pri.

Tamu Kita..., Pak Toni


Tadi siang hadir tamu kita, pak Toni, ke galeri. Beliau kawakan di bidang sax mengesax ini. Dari sejak rambut masih legam hingga kini sudah full uban, beliau masih aktif ngesax. (Kadang masih pentas di cafe lho...).

Di foto ini beliau kagak bisa ikut nyengir kayak yang disebelahnya itu, soalnya lagi ngemut sih. Tapi lihat, lewat matanya beliau menyampaikan salam hangat untuk kita semua.

Wis jan, saxophone pancen bikin kita sumringah..., senantiasa! Piye Jal?

Anton Pri.

Wednesday, October 15, 2008

Tentang koleksi..., Saxophone Alto



Ini adalah sekilas kisah tentang beberapa saxophone yang menarik hati.

SATU...
Nama : Saxophone alto Buffet Crampon seri S 1
Made in : Paris, Perancis
Nomer seri : 33003 A
Warna : kuning keemasan
Kondisi : orisinil, 90 %, ready for use
Kategori : sangat cantik

Sejarah singkat:
Merek Buffet Crampon ini merupakan salah satu merek terbaik yang diketahui dan banyak dipakai oleh para pemain profesional, mulai dari John Dankworth hingga Gerard Mc Chrystal. Perusahaan BC didirikan oleh Evette & Schauffer pada tahun 1887 di Paris, Perancis.

Penampilan:
-Saxophone ini tampil sangat memikat, nyaris sempurna. Banyak keistimewaannya. Seluruhnya kuning, seakan berlapis emas.
-Engrave pada bellnya bermotif floral, berbunga bunga.
-Sepertiga bagian socket neck nya dikerat, menghasilkan tone hole tambahan untuk nada high F#. Genius !
-Konstruksi neck cukup solid, ada neck guard yang siap melindungi bagian vital, yaitu bagian neck ini, dari resiko ketekuk-tekuk. Celakalah neck yang ketekuk kempot sehingga tidak bulat simetris lagi, karena kondisi begitu itu akan menghambat perjalanan udara, membuat suara yang dihasilkan menjadi abnormal, jadi ngempoooos.
-Upper octave key bergaya modern, ada logo digrafir di tengah-tengahnya. Pilar tebal melebar, spring keynya ngeper, mantab!
-Rangka bodynya sedikit melengkung, mengarah pada kenyamanan operasi. Unik!
-Tone hole tidak rata sejalur, tapi sekelompok hole bagian bawah menyamping menjauh dari posisi bell, memberi ruang kepada jari-jari tangan kanan untuk bekerja lebih leluasa.
-Sling seperti cincin kawin, thumbrest bisa digeleng gelengkan kepalanya, bisa disetel.
-Clothes guard benar benar dapat berfungsi sebagai body guard.
-Pillar-pillar saling terpisah, stack pillarnya lumayan lebar. Stack pillar yang misah ini memudahkan perawatan. Lebih gampang matrinya daripada beberapa pillar yang dirangkai dalam satu stack.
-Body brace sangat lebar, nampak meyakinkan, menyambung rapat antara body dengan bagian bow.
-Desain key guard yang ada di bagian bow maupun di sisi kanan bell sungguh-sungguh artistik, seperti ditatah dengan penuh cita rasa. Buffer pada key guard gampang diurus. Ngendorin ngencengin tinggal putar sekrup.
-Connecting bell (to body) persis seperti anting-anting gipsy yang diparo.
-Lower octave key lever, panjangnya pas, tidak begitu nongol. Mekanisme oktafnya sederhana. Finger touch sangat mudah diraih oleh ujung jempol tangan kiri. Palm key, juga side key tidak bermasalah. Pearl key kenyal, enak dsentuh dan dimainin.
-Sesuatu yang nampaknya luar biasa terlihat pada spatula key, table key, side F# key dan high F# key. Key-key itu mempunyai hak paten tersendiri.

Kecantikannya, tampilannya yang aduhai itu telah membuat saxophone alto Buffet Crampon seri S 1 sementara ini berhasil menempati posisi sebagai koleksi unggulan. (Alto satu ini pernah hilang..., tapi balik lagi. Pernah terjual..., tapi balik lagi. Ah..., kamu!)


DUA...
Nama : Sax Alto Julius Keilwerth Toneking modell solist
Made in : Graslitz, C.S.R., Chekoslovakia
Nomer seri : 3738
Warna : Siver pastel
Kondisi : orisinil, 80 %,
Kategori : unik

Sejarah singkat:
Saxophone Keilwerth didisain oleh Herb Couf. Pada waktu membikin saxophone ini, Couf memulainya dengan sebuah kertas kosong yang bersih, artinya tidak menjiplak ataupun memodifikasi saxophone merek lain. Dia menggabungkan beberapa keistimewaan yang tidak dapat ditemukan pada merek terkenal lainnya. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1920.

Penampilan.
-Hal yang nampak paling menonjol dari seluruh tampilannya adalah dipasangnya kulit kerang mutiara pada semua finger touch. Pada pearl key, pada lower octave key, pada palm key, pada table key, pada side key dan pada spatula key. Semuanya bermutiara, tidak ketinggalan satu key pun. Sangat unik !
-Diujung neck, tepat dibatas cork terdapat micro tuner yang berfungsi untuk memaju mundurkan mouthpiece, untuk nyetem. Neck guard berbentuk menarik, tebal bergelombang gelombang. Upper octave key bermodel klasik.
-Socket neck screw terlihat tradisionil. Kupingnya lebar nyelip di batang sekrup.
-Tone hole berderet sejajar disepanjang body. Pucuk socket tone hole diroll, digulung. Stack pillarnya agak oval, masing masing berdiri sendiri.
-Keyguard benTuknya sederhana seperti kawat tebal. Bell key guard berada disebelah kiri dan kanan. Clothes guard model seperti terisula, melintas pada body dan bell. -Lower thumbrest dari metal, sling serupa klanting.
-Table key mengarah kedalam, dudukan pearl key seperti lampu taman.
-Terdapat thrill D# key dan G# key.
-Engrave pada bell kelihatan handmade sekali, seperti vignet.
-Buffer key guard menempel bukan pada guard tapi pada cup.

TIGA...
Nama : Sax alto SML Rev D
Made in : Perancis
Nomer seri : 13388
Warna : Aslinya silver, tapi sudah nglotok.
Kondisi : 75 %
Kategori : sangat langka

Sejarah singkat:
SML, diproduksi oleh Strasser, Marigaux dan Lemaire. Perusahaan didirikan pada tahun 1934 dan memproduksi saxophone dalam jumlah terbatas hingga tahun 1982. Kemungkinan jumlah produksinya selama 48 tahun itu cuma sekitar 25.000 unit saja, atau rata rata cuma 500 unit setahun.

Belajar do-re-mi ...



Saat saya di sekolah dasar dulu, pak guru dengan telaten mengajari not do re mi. Selalu, setiap belajar lagu, not angkanya dulu yang dinyanyikan dan murid sekelas beramai ramai menyanyi dengan menyebut not not itu. Setelah tahu bagaimana not lagunya, setelah bisa berlagu, baru kemudian not not lagu itu diberi kata kata, dikata katai. Sol la... sol fa mi re...., pribang ..., pribangsaku dst. Sosok pak Guru biasa saja, tapi cara mengajarnya, saya suka.

Ada pula kegiatan "extra kurikuler" ketika itu, yaitu drum band. Saya kebagian pegang belira, alat musik semacam gambang. Cara mainnya dibopong sembari dipukuli. Belira itu inventaris milik sekolahan, jadi tidak bisa dibawa pulang buat latihan dirumah. Apa boleh buat, latihan terpaksa menggunakan "stimulator", menggunakan alat bantu, alat bohongan, yaitu orek orekan gambar di kertas bekas koran. Gambar belira lengkap dengan bilah bilah nadanya itu tentu saja tidak persis dengan belira aslinya, tapi ya lumayanlah.

Belira asli tidak dapat dilipat lipat, tapi yang ini, gambarnya, bisa diuntel untel. Tiap ada kesempatan, untelan kertas itu dibuka lebar, digelar, siap latihan, pra pagelaran...

Lantaran yang dipukuli bukan benda sebenarnya, tapi cuma gambarnya doang, jadi bunyinyapun ya cuma klotak klotek, bukan ting tang ting tong. Begitupun senengnya sudah ngudhubilah!

Demi suksesnya acara latihan, mulut inilah yang kemudian mewakili bunyi notasinya, sol mi... re do re do ... sola la si do si la sol si...,dst. Lagu halo halo bandung dibunyikan notnya saja, tanpa kata kata..., tidak sesumbar. Saking terbiasa dengan cara itu, akhirnya kepala ini dapat merekam secara otomatis not solmisasi setiap lagu. Otomatis solmisasi, tak peduli apa judul atau bagaimana syair lagunya. Saking sudah apal do re mi luar kepala, bahkan suara sepatu kudapun terdengarnya bukan lagi: dug tik dag tik dug, melainkan do mi, sol mi, do, gitu. (Suara kentut..., nadanya do! Tapi agak fales, he he....).

Itu terjadinya sekian puluh tahun lalu, ketika teh manis belum model dibotoli, dan ketika saya masih suka kluyuran, nonton panggung hiburan di keramaian pasar malam sekatenan.

Anton Pri.

Saxophone..., tahun2 bersejarah

Tahun 1814 sampai dengan tahun 1894.

1814: Adolphe (Antoine Joseph) Sax lahir pada 06 November, di Dinant, Belgia.
1834: Usia 20 tahun, Adolphe Sax menyempurnakan desain Bass Clarinet.
1842: Umur 28 tahun Adolphe ke Paris.
1842: Tanggal 12 Juni, Hector Berlioz menulis artikel di majalah terbitan Paris “Journal de Debats”, tentang saxophone.
1844: Tanggal 03 Pebruari, Hector B. memimpin konser dengan melibatkan Saxophone.
1845: Adolphe Sax menggantikan alat-alat musik militer, seperti oboe, fagot dan french horn dengan Saxhorn buatannya, dan menghasilkan suara yang lebih homogen.
1846: Usia 32 tahun Adolphe sudah menggenggam hak paten untuk Saxophone.
1858: Usia 44 tahun Adolphe Sax menjadi Profesor di sekolah musik Paris.
1866: Hak paten Adolphe berakhir. Perusahaan Millereau mempatenkan saxophone Millereau dengan menampilkan sebuah tambahan kunci nada untuk nada F#.
1881: Adolphe memperpanjang hak paten orisinilnya, menambahkan kunci nada Bb dan A untuk nada rendah, juga menambahkan kunci nada F# dan G.
1886: Association Generale Des Ouvriers menambahkan kunci nada untuk trill pada nada C sisi kanan, dan half tone system untuk jari pertama tangan kiri dan kanan (?).
1887: Association Generale Des Ouvriers menemukan tuning ring, dan precursor untuk nada G#.
1887: Evette and Schaeffer mengembangkan pada articulated nada G#. (Sehingga kunci tersebut can be held down selama jari jari tangan kanan digunakan). Juga mengembangkan fork F#, menemukan “bis” key, menambah nada rendah Bb.
1888: Lecomte menemukan single octave key dan roller untuk nada rendah Eb dan C.
1894: Adolphe Sax wafat pada usia 80 tahun……….. Semoga arwahnya diterima disisi Nya.

Sax Mania...





Saxophone ternyata tidak cuma indah dan berkesan ekslusif, tapi ternyata juga mampu merangsang imajinasi kreatif. Berikut ini contoh perihal saxophone yang dapat menjadi judul gambar, lukisan, foto, delele.

JUDUL-JUDUL untuk gambar ilustrasi, lukisan atapun foto itu misalnya:

-Bukan lagu atau biduan yang menarik perhatiannya, tapi..., alatnya itu lho!
-Jangankan dicoba, dipegangpun kagak boleh. Jangan! Ah,....sontoloyo!
-Batangnya dipenuhi pilar dan lubang. Ada sulur yang menjulur julur. Dirongganya ada bekas sarang laba laba....
-Pas sebulan latihan, nekat nekatan tampil mengiringi penyanyi kondang...
-Setelah sesiang pusing memeriksa angka-angka pembukuan, ngurus kerjaan, malam harinya angka tersebut berubah menjadi not-not yg berseliweran dibenak....
-Nyidam saxophone alto...
-Mengajari gratis sampai bisa! Iklan kayak gini ternyata menarik banyak peminat...
-Persoalannya adalah, bagaimana cara membangunkan benda itu dari tidur panjangnya disudut berbagai gudang....
-Yang asli tidak bisa dilipat lipat, tapi yang ini, gambarnya, bisa. Bisa diuntel untel!
-Biasa main di acara demo kecantikan....
-Saxophone itu ringkas, tidak makan tempat....
-Saxophone..., sekedar dipajangpun kelihatan apik.
-Sampai sampai ada beberapa diantara produsen saxophone yang mentato produk saxophonenya dengan nama perusahaan lengkap dengan alamatnya....
-Saxophone yang dikoleksi bukan yang masih bau kencur, tapi yang sudah berumur, yang penuh carut marut bekas jejak jari tangan, jejak kehidupan masa lalunya.
-Rupanya, mouthpiece itu bukannya ditiup dengan benar tapi malah telah dikulum kulum oleh si noni....
-Sungguh, saxophone saxophone tua itu mampu merangsang berjuta imajinasi, berjuta cerita suka suka,
-Saxophone handmade...
-Saxophone paling tidak mengesankan....
-Celakalah neck yang ketekuk dan kempot sehingga tidak bulat simetris lagi....
-Gampang matrinya...
-Pearl key kenyal, pasti enak disentuh dan dimainin.
-Pada waktu membikin saxophone ini, Couf memulainya dengan sebuah kertas kosong yang bersih,
-Dipasangnya kulit kerang mutiara pada semua finger touch....
-Engrave pada bell kelihatan handmade sekali....
-NGASO DULU Ahhhhhhhhhh....... CAPEK !
-Mencarinya tidaklah mudah. Banyak cerita suka dan duka dibaliknya.
-Baju putih berganti hitam-hitam, jam tangan berganti gelang akar bahar, dasi menjadi kalung metal...
-In-action sambil merem-merem, meniup saxophone sembari mesam-mesem. Harap maklum, lagi mendem!
-Janganlah tanya barang dapat darimana. Itu urusan sang pawang (he,he,he...)
-persis ular ular yang ngesot bergegas menghadap pawangnya....
-Setelah tahu bagaimana lagunya, setelah bisa berlagu, baru kemudian lagu diberi kata kata, dikata katai....
-Latihan terpaksa menggunakan stimulator, menggunakan alat bantu yaitu orek orekan gambarnya di kertas, di bekas koran.....
-Mulut inilah yang kemudian mewakili bunyi notasinya.
-Ketika itu pula, keinginan lama, pengin main saxophone, kumat.
-Bebas hantu! Jin dan peri males tinggal disitu, berisik! Mereka malah ketakutan, takut budek.
-...mewakili usaha keluarga seperti keluarga KEILWERTH, ada kakak beradik, Julius, Richard dan Max Keilwerth.
-Alat tiup lain yang telah menjadi sumber ilham penciptaan saxophone....
-Saxophone alto Buffet Crampon seri S 1 tampil sangat memikat,
-Engrave pada bellnya bermotif floral, berbunga bunga.
-Sepertiga bagian socket neck nya dikerat,
-Upper octave key bergaya modern,
-Tone hole tidak rata sejalur, tapi sekelompok hole bagian bawah menyamping menjauh dari posisi bell, memberi ruang kepada jari-jari tangan kanan untuk bekerja lebih leluasa.
-Desain key guard yang ada di bagian bow maupun di sisi kanan bell sungguh-sungguh artistik,
-Key-key itu mempunyai hak paten tersendiri.
-Diujung neck, tepat dibatas cork terdapat micro tuner
-Socket neck screw terlihat tradisionil. Kupingnya lebar nyelip di batang sekrup
-Pucuk socket tone hole diroll, digulung. Stack pillarnya agak oval, masing masing berdiri sendiri.
-Clothes guard model seperti terisula, melintas pada body dan bell.
-Table key mengarah kedalam, dudukan pearl key seperti lampu taman.

Dsb., dst., dll.
Banyak bener ya gambar dan foto2 yang bisa kita bikin. Asyik khan?
Piye jal?

Anton Pri.

Guk-guk...



Begitu banyaknya anjing piaraan di rumah, semua punya nama. Ada si Melo, Pedro, Yulia, Lukas, Adik, Ayek, Chiko, Chikis, Choki, Charli, Choklut, Kamal, Ata, Jhoni,Bobby, Dolly, Rheno, Acil, Botol Susu, Buntung dan... , siapa lagi ya? Sampai saya lupa! Saya bisa saja lupa, tapi mereka masing2 tahu namanya. Dan percaya atau tidak, nama itu pilihan mereka sendiri. Lho, kok bisa?

Ya, proses penamaan mereka begini. Beberapa nama yang melintas di benak, saya sebutkan. Kalau si gug-guk kecil yang belum bernama itu cuek, saya akan sebutkan lagi aneka nama. Kalau tiba di suatu nama dia kipat kipit girang, nah, itulah nama baginya. (Jadi dulurs jangan heran kalau ada nama anjing sama seperti nama kerabat. Abis kala itu yang terlintas di benak nama itu sih. Sorry, he he...)

Catatan:
Kalau kelakuan mereka baik2 saja, saya panggil mereka satu persatu sesuai namanya. Merekapun cengar cengir girang. Tapi kalau pas nakal dan menjengkelkan, mereka saya teriakin..., asu!!! (Dan merekapun terlihat mrengut en sedih). Ah.., ada2 saja.

Uniknya, setiap kali mendengar suara saxophone ditiup, gukguk2 itu beramai ramai melolong lolong, entah maksudnya protes lantaran keberisikan atau pengin nunjukin bahwa merekapun juga bisa bernyanyi..., tanpa mouthpiece malah! Untungnya itu hanya berlangsung sekejap. Setelah mereka diam, sayapun bisa melanjutkan nyaxophone, bertralala trilili dengan tenang.

Large chamber...

Tua-muda..., kagak soal!







Tua-muda..., kagak soal.
Yang penting bisa nge-Sax en..., be hepi!
Piye Jal?

Tuesday, October 14, 2008