Lokasi Pengunjung Blog

Thursday, January 28, 2010

INI TOPI


Ini topi bukan sembarang topi tapi topi yang dibuat dari bahan yang sama dengan bahan untuk membuat reed saxophone, reed klarinet, reed oboe maupun reed bassoon. Nama bahan itu bukan bambu bukan tebu melainkan Arundo Donax.

Wah, topi dari reed? Mahal dong ya? Yo embuh...

Sunday, January 24, 2010

BELAJAR SAXOPHONE GAMPANG


Saya nyerah deh kalau harus ngajari si mbak yang satu ini niup saxophone. Padahal kalau bibirnya "normal", belajar saxophone itu gampang lho...

(Gbr dr google image).

SAX FOR LOVERS


Sax for lovers? Susah deh saya ngasih komentar pada gambar yang satu ini. Paling gampang mainkan saja saxophone untuk si dia, tralala n trilili...

TRIO


Di panggung, bermain trio, ada piano, saxophone dan bas betot saja sudah seru dan menghibur lho.

(Gambar dari google image).

SAX & APEL


Gambar yang satu ini (dari google image) benar2 pas dengan judulnya yaitu: Sax & Apel.

Gitu deh...

Friday, January 22, 2010

SAX APPEAL


Begitu banyak potret atau gambar yang mengabadikan saxophone atau pemain saxophone dengan sosok wanita2 sexy seperti terlihat di gambar ini (yang dipungut dari google image). Namun tentang bagaimana hubungannya antara saxophone dengan wanita itu, sungguh saya tidak tahu.

Ataukah mungkin gara2 saxophone itu punya “sesuatu” yang juga dimiliki wanita, seperti:

1. Saxophone itu punya “tombol2” yang terasa empuk kala dipijit?
2. Saxophone memiliki “tombol2” yang mengundang jari2 kita untuk pengin selalu memiijit?
3. Saxophone punya mulut mungil (mouthpiece) dan lidah (reed) yang selalu menanti untuk kita getarkan?
4. Atau karena saxophone itu juga bisa mendesah lirih kala kita tiup pelan dan menjerit kalap ketika kita hembus kencang?

Entahlah. Tapi yang terang saxophone itu memang…, enaaak gila!

Wednesday, January 20, 2010

SAXOPHONE BIASA, OKE JUGA SIH...

Di topik yang lalu kita bicara soal saxophone papan atas, seperti misalnya merek Selmer, Yanagisawa, Keilwerth, dll. Sejarahnya yang panjanglah yang telah membawa mereka sampai ke kelas papan atas itu. Ya, di masa lalunya saxophone2 merek itu banyak dipakai oleh para saxophonis legendaris, seperti Stan Getz, Coleman Hawkins, Jimmy Dorsey, Charlie Parker dsb. Jadi selain fungsi, ada nilai kenangan dan kebanggaan (dan juga kelangkaan) yang membuat mereka kini menjadi berharga.

Namun kalau kita hanya bicara mengenai fungsi saxophone, saxophone produksi masa kini, seperti merek Valentine, Maxtone dsb., sudah berkualitas prima. Prima dalam arti konstruksinya kuat dan dipakainya enak. Dan yang penting..., harga terjangkau bro.

Gitu deh, selamat bersaxophone.

Monday, January 18, 2010

SAXOPHONE PAPAN ATAS




Ini adalah potret dua buah saxophone "papan atas", yang terkenal di seantero dunia. Yang di sebelah kiri saxophone alto Yanagisawa seri A 5, sedang di sebelah kanan saxophone alto Henri Selmer Mark VI. Keduanya telah berusia 40 tahunan. Bodinya sudah "belang2", pertanda benda itu sangat sering digunakan. Dan meskipun tampilannya tidak mulus lagi namun selama "klep2" nya masih rapat menutup lubang2 pengatur nada, maka saxophone itu masih dapat berfungsi dengan prima.

Saxophone2 tua dan terkenal seperti Yanagisawa Prima ataupun Selmer Mark VI (yang baru saja saya temukan) tersebut sangat layak untuk dikoleksi, selain tentu saja juga layak untuk dimainkan. Ibarat kata, makin tua semakin berharga dan..., enak gila!

Gitu deh...

Sunday, January 17, 2010

KLINIK SAXOPHONE


Saking seringnya bergaul dengan saxophone, lama2 kita (saya) jadi kenal juga dengan sakit penyakitnya saxophone. Kalau saxophone ngadatnya begitu, itu karena begini. Kalau ngadat begini, oo..., itu karena begitu dst. Tidak hanya pintar mendiagnosa tapi tentu saja kita juga bisa memperbaiki, menyembuhkan sakitnya si saxophone.

Jadi kalau sedulur punya masalah dengan saxophone kesayangan, tak perlu bingung. Periksakan saja ke "klinik saxophone" di Rumah Tiup. Mudah2an bisa dibereskan dan dibuat menjadi berkondisi prima kembali.

Gitu deh...

Friday, January 15, 2010

MPINGO



Siapa sangka Mpingo alias Grenadilla alias Kayu Hitam Afrika yang pohonnya sering disambangi singa untuk berteduh ataupun untuk "ngasah kuku" itu bisa dibuat menjadi alat musik tiup yang berharga dan bersuara merdu sebangsa flute, oboe, klarinet dsb.

Ya, alat musik tiup yang terbuat dari Mpingo atau disebut juga kayu hitam afrika itu sangatlah berharga alias mahal harganya. Mengapa? Itu karena Mpingo tergolong jenis kayu yang sangat berkualitas, kayu paling keras se dunia. Dan kini pohon Mpingo itu makin langka karena dulu orang asyik menebangi namun nyaris lupa untuk menanam bibitnya kembali. Padahal dari bibit hingga pohon itu bisa dipanen membutuhkan waktu yang sangat lama, yakni sekitar 100 tahunan.

Selain dipakai untuk membuat alat musik tiup, mpingo juga dibuat menjadi aneka barang kerajinan khas afrika seperti patung singa, patung gajah, patung "makonde" dsb., seperti terlihat pada foto (koleksi pribadi) ini.

Gitu deh...

Thursday, January 14, 2010

MP dan Mic


Mouthpiece saxophone seperti yang terlihat digambar ini nampak ramping. Sementara microphone yang ada di sebelahnya terlihat gendut. Kenapa begitu? Ya memang mesti begitu. Bayangkan saja seandainya tidak begitu, seandainya MP itu tidak langsing tapi moliq dan gede seperti si Mic. Pasti susah deh..., ngemutnya.

Tuesday, January 5, 2010

WELCOME TO CAFÉ SAXOPHONE

WELCOME TO CAFÉ SAXOPHONE
Where champions have breakfast

Begitulah Pete Thomas si pemilik blog http://cafesaxophone.com menyapa kita2 dengan ramah. Dan berikutnya Pete Thomas menguraikan tentang maksud & tujuannya membuat Cafe Saxophone sbb:

The original Breakfastroom forum started in 2006. The idea was that saxophone players, jazz musicians and media composers could get together and help each other, maybe have a good old heated debate - we all have a different point of view - and we can all learn something.

This has now evolved into CafeSaxophone, not just a forum but an enormously rich cornucopia of saxophone and jazz resources information, opinions, advice, discussion, chat and blogging.

And now you can help in another way, whether you are a saxophone pro, young beginner, late bloomer, featured artist, manufacturer or dealer, we would like to invite you to contribute to the CafeSaxophone as a champion.

You don’t need to be an expert, just have a love of the saxophone and saxophone players. Maybe you are a teacher with some unique or exciting method or a you could be a world class touring and recording artist. Maybe you are a beginner with some frustrating experiences and solutions to share. Or a hard working gigging pro. Maybe you are the CEO of a major saxophone manufacturing company or you run a local music shop. Or an online mail order company. You could be an unsung hero of saxophone repair or maybe you make or reface saxophone mouthpieces. You can get involved championing the saxophone!

Jadi kalau dulur berminat dan ingin tengok2 blognya, silahkan klik:
http://cafesaxophone.com

Gitu deh…

Kapan2 ya kita bikin cafe saxophone Indonesia. Bukan hanya blog, tapi cafe beneran, tempat dimana nanti kita2 bisa saling ketemu dan bermain bareng. Piye Jal?

BENDERA SETENGAH TIANG


Saat negara sedang berkabung atau berduka cita karena ada seorang tokoh negara yang meninggal dunia, atau mungkin karena memperingati bencana yang menewaskan banyak manusia, biasanya ditandai dengan memasang bendera setengah tiang. Mengapa setengah tiang? Apakah ”peraturan” ini berlaku untuk semua negara?

Kebiasaan ini ternyata bermula dari angkatan laut Inggris. Sebelumnya kebiasaan untuk menghormati orang yang meninggal adalah dengan mengibarkan bendera hitam. Namun mungkin karena dirasa merepotkan untuk membawa dua bendera, dan juga bendera yang dipasang setengah tiang lebih mudah diamati oleh kapal lain yang berjauhan daripada warna benderanya, maka kebiasaan memasang bendera setengah tiang menjadi kebiasaan yang diikuti negara-negara lain.

Tata cara ”mengibarkan” bendera setengah tiang adalah dengan mengereknya satu tiang penuh terlebih dahulu, dan kemudian menurunkannya hingga setengah tiang.

Cara menyatakan berkabung selain dengan bendera setengah tiang diantaranya dengan menempatkan pita hitam di ujung atas tiang. Khusus untuk bendera Saudi Arabia, karena di dalamnya terdapat tulisan berbahasa arab yang dianggap ”suci”, maka aturan negara Arab melarang memasang benderanya secara vertikal, setengah tiang, apalagi terbalik.

Gitu deh..
(Dari berbagai sumber).