Lokasi Pengunjung Blog

Monday, January 25, 2016

Ini pajangan, judulnya "ALUNAN SAXOPHONE, LAGU KEHIDUPAN" Cocok nggak?
Ini pajangan, judulnya "DITIUP BUKAN DIEMUT". Cocok nggak?
Ada pak Wayan, ada pak Putu...., dan yang sedang melamun ditengah itu..., pak Salamun. Ya, saxophone disukai oleh semua kalangan, tua - muda, pria maupun wanita.
Saxophone dipatenkan pada 1846. Awalnya tidak begitu dikenal. Setelah sekian puluh tahun kemudian barulah populer lewat musik Jazz dan Pop. Selain bentuknya artistik, suara saxophone juga sangat bagus, sangat ekspresif, merdu dan bisa mendayu-dayu. Sebab itulah saxophone sangat cocok untuk diadopsi oleh musik2 tradisional, oleh musik Dangdut dsb. Ini potret bung Anto Gesang, pernah aktif bermain saxophone di Soneta Group mengiringi si raja dangdut bung Rhoma Irama...
Meskipun sudah terbiasa dengan benda ini, tapi masih saja ngiler dan kemecer saya melihat sax alto Selmer Super Action II ini. Sayang si dia ada yang punya, dan mampir ke Rumah Tiup cuma untuk diservis saja.... wah...
"Pak Anton suka pete?" "Iya suka, kenapa?" "Di kampung saya punya pohon pete, ntar kalau panen tak bawain" kata mas Rahmat Bae, salah seorang peserta wisata ke Rumah Tiup, dari Indramayu, siang tadi. "Hiya deh..., bawain pohonnya ya "
Jaman memang sudah maju, bayar apapun kini tinggal mijit2 HP..., beressss.... Selesai urusan administrasi langsung deh..., tet tet teeeetttt.... disini senang, disana senang...
Beginilah kira2 ekspresi wajah sosok yang sedang bingung memilih. "Piye bro, pilih sopran atawa alto...?" Bingung dah...
"Belajar saxophone dapet bonus jadi pinter nyanyi deh...." kata mas Jafri yang saya kasih tugas menyanyikan not lagu "Ayah". Setelah lancar menyanyi dan tidak fales, barulah mulai niup si tenor saxo... Sol la sol..., fa miiiiii...., tet tet teeetttt...
Belajar saxophone itu menyenangkan. Buktinya mas2 ini banyak ketawa. (Lha kalau ketawa-ketiwi terus, kapan niupnya...?)
Tadinya tidak saling kenal, tapi di Rumah Tiup mas2 ini jadi berteman. Tralala trilili...
Baru saja belajar niup Mouthpiece..., eee, gak lama kemudian mas2 ini langsung bisa niup saxophone, tralala trilili....
Duduk di bangku merah dan tiup saxophone itu, tralala dan trilili... Ini potret beberapa saxophone tua. Meskipun tua namun mereka bisa bikin kita ceria lho.....
Rampung urusan administrasi, barulah mulai belajar meniup tet tet teeettttt. Si Mas nya seneng, si Ibu Tina Saxophone I juga seneng.... Ini potret di "ruang baru" Rumah Tiup Pasar Rebo.
Benar2 tidak gampang menata benda2 pajangan ini, utamanya menentukan "titik perhatian". Lihat saja, ini masih bingung, yang gini atau yang gitu... Ini potret koleksi "pohon musik" alias kayu grenadilla (kayu hitam Afrika) yang tempo dulu kualitas terbaiknya sering dibuat jadi alat musik tiup flute, clarinet, oboe dsb. Kayu KW 2 nya dibikin jadi patung...
Menata ruang ternyata tidaklah mudah, geser sana geser sini. Ditata maksudnya biar rapi..., e, hasilnya malah jadi berantakan. Walah...., toloooong...
Barang datang tak kenal waktu. Barusan, lewat tengah malam, dua mobil datang mengirim barang, trumpet, trombone, tuba dsb., jumlahnya tak ketulungan..., buanyak. Terpaksalah, gudang yang kemarin sudah ditata rapi jadi galeri..., kini jadi gudang lagi....
Tadinya sih gudang, tapi ternyata isinya hanya sampah. Ya sudah, tega tidak tega semua sampah di gudang dibuang..., dan jadilah kini bekas gudang itu menjadi ruang baru yang tertata cukup asri di Rumah Tiup.
Makin hari romo Rohadi makin mahir meniup saxophone. Tet tet teeeetttt... Ini potret romo berduet dengan Hanny...
Melihat putra2 nya asyik berlatih main saxophone, sang bapak akhirnya pengin juga... tralala trilili. Saya sih senyam senyum aja...., ikut seneng.
Saxophone itu diciptakan untuk membawa damai dan suka cita bagi kita-kita.... Tet tet teeetttt.....
Sekilas pandang saja kita langsung tahu perbedaan tampilan saxophone2 itu. Yang diujung jauh sana itu merek Yanagisawa, di sebelahnya merek Marigaux (Paris), lalu merek King Zephyr dan CG.Conn. King Zephyr yang warna kuning putih itu aku pilih. CG. Conn sudah ada yang pesan, Yang lainnya itu bisa aku lepas... Mau?
Jadikanlah latihan saxophone itu seperti halnya kita makan..., setiap hari. Tidak harus 3 kali sehari, tapi cukup sekali sehari, dan tidak perlu banyak2 tapi secukupnya, cukup 15 menit saja. Dengan begitu lama2 kita akan menjadi terbiasa... Gitu.
Pembeli datang, hatiku senang..., karena itu berarti bertambahlah satu penggemar saxophone. Dari satu jadi dua..., lalu jadilah seribu, dua ribu dan makin banyak lagi. Dan kepada setiap pelanggan aku senantiasa berdoa :"semoga saxophone ini menjadi berkah dan membawa sukacita bagimu dan bagi sesama..." Gitu...
Pilih mana, denger suara saxophone yang merdu dan menghibur atau denger kabar berita yang nggak bermutu...? (Ini potret saxophone tenor merek Antonio... Suaranya Anton banget lho. Mau?)
Buat teman2 yang sedang ngiler pengin belajar dan pengin punya saxophone, pertimbangan untuk membeli saxophone bukan lagi pada apa mereknya melainkan pada harganya, sesuai kagak dengan budget. Kenapa? Itu karena apapun merek saxophone-nya, bunyinya sama saja..., tet tet tet...preeetttt.... Ini saran buat teman2 pemula lho. Harga saxophone baru antara 5,5 sampai 8 jt Rp. Nah, kalau beli di Rumah Tiup, barang ditanggung siap pakai, dan akan diajari gratis sampai bisa serta ada garansi barang selama 1 tahun. Tidak hanya itu, mbayarnya bisa pakai kartu kredit, juga bisa tukar tambah. Latihannya juga simpel, hanya dengan not angka atau not do re mi saja. Satu atau dua kali belajar bisa langsung berlagu. Tiga atau empat kali..., bisa langsung bergaya! Nggak percaya? Coba saja...!
BELAJAR SAXOPHONE GRATIS!!! Belajar gitar, tak bisa-bisa.... Belajar piano, tak bisa-bisa..., Ayo coba belajar saxophone, diajari gratis... sampai bisa! Ditanggung pasti bisa. Silahkan datang ke Rumah Tiup, pilih saxophone sesuai budget, dan langsung diajari. Bergabunglah dengan 3.500 temanmu, keluarga besar Rumah Tiup, yang sekarang sudah bertralala trilili kesana kemari. Ya, main saxophone...
Yang hilang kini telah kembali. Pagi tadi ketika saya belum sempat mandi, datang satu paket berisi 2 buah leher saxophone yang hilang beberapa waktu lalu...., hmmm. Saya berterima kasih kepada semua teman yang telah mendoakan agar hal itu terjadi, agar barang yang hilang itu bisa kembali. Saya juga menghargai Mr X yang telah menyadari kesalahannya dan bersedia mengembalikan. Semoga dihari mendatang semuanya bisa menjadi lebih baik lagi. Sekali lagi terima kasih, kamsia dan thank you, matur nuwun...
Kasihan bener... Ini alto saxophone Henri Selmer Mark VI yang cukup langka dan berharga. Saxophone langka itu sudah sekian lama terpajang di Rumah Tiup dengan harapan agar teman2 penggemar bisa melihat dan mencobanya langsung, tidak lagi sekedar tahu dari gambar2nya saja. Namun apa yang kini terjadi? Saxophone itu kini telah kehilangan "leher".... Entah dimana leher itu kini berada, yang terang yang dirugikan adalah kita semua para pecinta saxophone. Kita tidak bisa lagi menikmati keindahan suaranya, kita kehilangan keistimewaannya. Padahal ditempat lain leher itu tak begitu berharga bahkan mungkin tidak berguna. Tak hanya leher Selmer tapi leher alto Yanagisawa juga raib. Saya berdoa agar leher itu bisa kembali dan yang telah iseng mengambilnya bisa sadar akan kesalahannya. Mari kita doakan bersama-sama... (Ini peristiwa beberapa waktu lalu)
Adolphe Sax tak hanya dikenal sebagai pencipta saxophone tapi juga menciptakan berbagai alat musik tiup semacam gambar2 ini: