Bagi seorang gento (generasi de Britto) misalnya, lagu Mars de Britto merupakan lagu kebangsaan dan terdengar lebih merdu ketimbang lagu apapun. Juga wajib dibawakan dalam sikap sempurna, yakni berdiri tegak, satu tangan menyilang di dada, satu yang lain lurus di samping badan. Harus begitu, tidak boleh tidak! Bayangkan kalau menyanyi lagu kebangsaan itu sambil kedua tangan kita ketowal-ketawil dan pinggul bergoyang ala gento alias goyang maju en mundur doang. Lha kan menggelikan. Orang pikir ini gento lagi nyanyi atau lagi senam pagi?
Ya, memang sih menurut sifatnya lagu kebangsaan adalah lagu yang khusus dikarang dengan komposisi, lirik yang anggun, dan instrumentasi pilihan untuk membangkitkan emosi tertentu, misalnya patriotisme (Indonesia), kebanggaan bangsa dan negara (USA home of the brave), dan potensi suatu negeri (Aus Advance Australia Fair) dsb.
Dan kita sebagai penggemar dan peniup saxophone, musti punya juga “lagu kebangsaan”, yakni satu judul lagu yang sungguh2 kita sukai, kita hafal dan bisa kita mainkan dengan baik dan benar, dengan serius, dimana saja, kapan saja…
Kalau saat ini teman2 belum punya lagu kebangsaan, silahkan mulai dipilih, lagu apa yang kiranya cocok. Mau lagu barat atau lagu lokal, lagu jadul atau lagu baru, terserah saja. Saya sih paling suka memainkan lagu “My Way”. Ya, My Way itulah lagu kebangsaan saya.
Pilihan lagu masih banyak, di antaranya: Over the Rainbow, Dany Boy, The Wonderful World, The Way We Were, Killing Me Softly, Love Letter in The Sand, If, The Girl From Ipanema, Yesterday, Misty, dll. Atau lagu2 Indonesia seperti: Aryati, Juwita Malam, Bunga Anggrek, dsb. Wis tho, pilih saja sendiri. Dan kalau sudah punya lagu favorit tapi belum tahu bagaimana notnya, silahkan kabari saya. Ntar kita bikinkan notasinya. Gitu aja kok repot...
Piye Jal?
Lokasi Pengunjung Blog
Friday, April 24, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment