Kalau cinta sudah melekat, tai kucing pun rasa cokelat. Begitulah sepenggal syair lagu ciptaan almarhum Gombloh.
Cokelat telah menjadi salah satu rasa yang populer di dunia, selain sebagai cokelat batangan yang paling umum dikonsumsi, cokelat juga menjadi bahan minuman hangat dan dingin. Dengan bentuk, corak, dan rasa yang unik, permen cokelat sering digunakan sebagai ungkapan terima kasih, simpati, atau perhatian. Bahkan sebagai pernyataan cinta.
Tapi bagaimana sih persisnya rasa cokelat itu, hingga sekarang orang masih sulit mendefinisikan. Dalam bukunya Kaisar Cokelat (Emperors of Chocolate), Joel Glenn Brenner menggambarkan riset terkini tentang rasanya. Menurutnya rasa cokelat tercipta dari campuran 1.200 macam zat, tanpa satu rasa yang jelas-jelas dominan. Yang pasti bagi kita rasa cokelat itu …, enak gila. Gitu loh.
Ingat saja saat kita melahap sepotong permen cokelat. Lemak dari cokelat tersebut akan lumer di dalam mulut. Lumernya lemak kokoa itu menimbulkan rasa lembut yang khas di mulut. Dan riset terakhir mengindikasikan bahwa lelehnya cokelat di dalam mulut meningkatkan aktifitas otak dan debaran jantung yang lebih kuat daripada aktifitas yang dihasilkan dari ciuman mulut ke mulut…
Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan anandamida, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-kandungan ini banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak. Menurut ilmuwan cokelat yang dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah.
Namun bagi hewan tertentu seperti kuda, anjing, burung kakak tua, tikus-tikus jenis kecil dan kucing (khususnya anak kucing), cokelat adalah racun, karena metabolisme tubuh mereka tidak dapat mencerna kandungan teobromin secara efektif. Bila mereka diberi makan cokelat maka kandungan teobromin akan tetap berada dalam aliran darah mereka hingga 20 jam, akibatnya hewan-hewan ini mungkin akan mengalami epilepsi dan kejang-kejang, serangan jantung, pendarahan internal, dan pada akhirnya menyebabkan kematian.
Dan cokelat ternyata sudah dikenal orang sejak lama lho. Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM.
Gitu deh…
(Meskipun Mouthpiece Saxophone itu bukan cokelat, tapi di dalam mulut juga meningkatkan aktifitas otak dan debaran jantung yang lebih kuat daripada aktifitas yang dihasilkan dari ciuman mulut ke mulut. Jadi kalau tidak ada bibir untuk dicium, makanlah sepotong cokelat. Tidak ada cokelat, mainkan saja saxophone, tralala dan trilili, ditanggung..., enak gila!).
Lokasi Pengunjung Blog
Monday, September 21, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment