Lokasi Pengunjung Blog
Wednesday, December 23, 2009
HARI IBU DAN MOTHER’S DAY, SERUPA TAPI TAK SAMA (artikel selingan).
Tentang Hari Ibu di Indonesia yang dirayakan kemarin, 22 Desember, seorang teman, Papi Ray, yang kini bermukim di Australi punya komentar begini:
Aku punya beberapa kesan mengenai arti 'Hari Ibu' ini kalo dibandingkan dengan 'Mother's Day' di negeri-negeri Barat, yang dirayakan pada hari Minggu kedua bulan Mei.
1 Arti "Ibu" di dalam kerangka kebudayaan Indonesia terasa agak berbeda daripada arti "mother" dalam penggunaan bahasa Inggris. 'Ibu', terutama dalam istilah 'ibu-ibu' atau 'para simbok' melukiskan sekedar wanita yang sudah punya anak. Kebanyakan ibu kelas menengah di Indonesia mempunyai pembantu, sehingga tugas menjadi ibu tidak se-seratus persen seperti arti "mother" di dalam konteks Barat.
2 "Hari Ibu" pada tanggal 22 Desember kurasakan seperti perayaan yang tidak terpusat kepada "ibu" sebagai seorang "pribadi", melainkan sebagai gejala nasional, sebagai gejolak bernada politik, sebagai hari-hari lain seperti 'Hari Kebangkitan Nasional'. "Hari Ibu" adalah sebuah rekayasa menggalang semangat nasional, sebagai kegiatan 'nation building'. Ini lebih-lebih kelihatan kalau orang mulai berpakaian "nasional" yang sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan menjadi "ibu", bukan?
3 Sebaliknya di Barat "Mother's Day" adalah hari yang dikhususkan untuk menghormati dan memuliakan (seorang) pribadi yang menjadi asal-usul setiap manusia, terutama setiap "aku". Aku tidak dapat ada kalau tidak lahir dari seorang "mother", yaitu "MY mother". Apalagi kalau melihat bagaimana seorang ibu di Barat harus menjadi ibu 24 jam sehari 7 hari seminggu (24/7). Tidak ada pembantu, bahkan kerap kali sang suami atau bapak anak-anak pun tidak membantu banyak dalam hal membesarkan, secara langsung dan fisik menghidupi, dan mendidik anaknya. Di dalam hal pendidikan dan persekolahan orang tua atau 'wali murid' atau 'orang tua murid' sampai ke tingkat SMA sekalipun yang bertemu dengan guru adalah ibu si anak. Jadi arti "Mother's Day" di Barat lebih bermakna dalam mengkhususkan satu hari (di pertengahan musim semi / musim gugur) sebagai penghargaan terhadap kedudukan dan martabat seorang ibu, nilai keibuan yang menjadi sarana adanya umat manusia.
Gagasan ini tidak bermaksud membandingkan jenis mana yang lebih unggul dan mana yang kurang unggul, tetapi sekedar untuk membuat perbandingan ARTI daripada perayaan yang dalam nama atau istilahnya saja adalah SAMA tetapi ISI-nya terasa sungguh amat berbeda.
Ini sekedar komentar lho, yang tentunya bisa disanggah.
Dan mengenai soal ibu ini ada sejibun lagu yang berkisah tentangnya. Apa saja hayo...?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment