Lokasi Pengunjung Blog
Thursday, October 21, 2010
RUMAH TIUP BUKAN RUMAH BIASA
Versi: Sobat Setia
Ini kisah tentang sebuah rumah yang terletak di tengah perkampungan kawasan Pasarrebo Jakarta Timur, dimana pemiliknya, pasutri Anton & Tina, begitu sangat mencintai alat musik tiup terutama saxophone, sehingga mengkoleksi dan menghiasi rumahnya dengan sejibun alat musik tiup nan sensasional itu.
Tak hanya mengkoleksi, mereka juga berupaya menularkan kesenangan, berusaha agar saxophone benda yang menyenangkan itu bisa lebih dikenal, digemari serta dimiliki oleh masyarakat luas.
Di rumahnya, selain barang koleksi pribadi, terlihat juga saxophone dan macam2 alat musik tiup lain, seken maupun baru, yang disiapkan khusus untuk dijual kepada mereka yang menginginkan. Harganya miring, kualitasnya prima, dan ada pelatihan gratis bagi yang belum bisa.
Awalnya jual-beli itu dilakukan secara sambil lalu dan kecil2 an saja, namun persis disaat negara ini dilanda krismon pada tahun 1998, aktifitas jual-beli alat musik tiup itu mulai ditingkatkan. Bahkan kemudian malah dijadikan sebagai sumber penghidupan, sumber rejeki menggantikan penghasilan Anton sebagai pegawai swasta yang dirasa kurang menjanjikan. Bersama Tina sang nyonya, Anton mulai menggiatkan bisnis jual beli dan reparasi aneka jenis alat musik tiup, saxophone, clarinet, flute, trumpet, oboe, fagot dll., di rumahnya.
Lantaran hampir semua kegiatan jual-beli, mengajari dan mereparasi itu berlangsung di rumah saja maka Anton tak perlu lagi pergi kemana-mana, tak perlu buang waktu percuma di kemacetan jalanan. Dan karena ada banyak waktu, maka Anton bisa makin asyik mengasyiki hobi bersaxophone yang memang sejak lama ditekuninya, juga bisa asyik menulis, melukis dsb. Sementara Tina, selain masih demen bikin lemper kini sibuk mengurusi transaksi sambil sesekali matri-matri memperbaiki saxophone atau apa saja yang ngadat.
Sehari hari Anton & Tina berduaan saja mengurus usaha.“Berduaan gini, asyik lho…” celetuk Tina sambil ketawa-ketiwi hepi. ”Ternyata, kalau kita mau” kata Tina. “Atau kalau terpaksa” timpal Anton.” Hobi bisa disulap menjadi suatu usaha mandiri dan bisa menjadi sumber rejeki yang tak henti menghidupi” kata Anton & Tina nyaris berbarengan.
Sekarang genap 12 tahun kegiatan bisnis itu berlangsung dan pelanggan Anton & Tina sudah banyak tak terkira, ada ribuan. Rumah tinggal yang dibangun pada tahun 1990 itupun kini dikenal oleh para pelanggan dan khalayak sebagai “Rumah Tiup”, sebuah alamat yang enak untuk diucapkan.
Rumah Tiup, kalau dilihat dari modelnya sih biasa saja, tapi aktivitas di dalamnya memang agak luar biasa. Ya, rumah itu telah berkembang dari sekedar rumah seperti pada umumnya berubah menjadi tempat yang istimewa, menjadi semacam sarang kolektor alat musik tiup, sekaligus menjadi pusat jual beli serta menjadi tempat bertemu dan berkumpulnya para penggemar alat musik tiup dari berbagai kalangan, tua-muda, laki-perempuan.
Betul, di sana di Rumah Tiup, ada kehangatan dari teman2 sesama penggemar yang kadang berkumpul saling berbagi ilmu dan pengalaman, ada keramahan, ada keriangan, ada informasi seputar saxophone yang bisa dipungut, ada aneka barang koleksi yang bisa dilihat ataupun dicoba tiup, dan ini dia…, ada sejoli kakek & nenek yang rela melakukan apa saja demi tercapainya keinginan untuk berbagi kebahagiaan melalui saxophone, benda yang sangat dicintainya, yang menyenangkan, enak ditiup dan merdu itu.
Maka tak heran kalau Rumah Tiup banyak dikunjungi oleh para penggemar dan calon penggemar. Di blog “Tina Saxophone Music Gallery” yang dikelolanya, Anton menulis: “Rumah kini ditata serupa galeri. Berbagai alat musik tiup, saxophone, trumpet dan sebangsanya terpajang di sana-sini. Lokasinya yang di tengah perkampungan tak juga menyurutkan minat para penggemar dan calon penggemar untuk tetap mau "blusak blusuk" datang. Mereka datang demi mewujudkan impian untuk memiliki dan bisa memainkan saxophone yang telah lama diidamkan".
Itulah antara lain penyebab mengapa Rumah Tiup terasa istimewa. Ternyata di sana ada mimpi yang bakal terwujud…
Wis jan, pancen bener, Rumah Tiup bukan rumah biasa…
Jakarta, 22 Oktober 2010
Buat dr.Hingawati, sobat setia. Selamat Ultah pada hari ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment