Lokasi Pengunjung Blog
Thursday, September 30, 2010
CERITA TENTANG REED
Kata lain dari "reed" adalah buluh. Dan ini ada cerita menarik tentangnya. Kata buluh (Ibrani: qaneh, Inggris: reed) adalah sejenis tanaman yang tumbuh di rawa2. Qaneh ini kadang2 diterjemahkan sebagai gelagah, tetapi kadang diterjemahkan pula sebagai bambu. Yang jelas, buluh ini adalah Arundo Donax, yakni tanaman yang tumbuh juga di Palestina dan Mesir dengan tinggi bisa mencapai 3 hingga 4 meter.
Buluh ini dapat dianyam menjadi keranjang yang ringan, misalnya seperti keranjang yang dipakai untuk menyelamatkan si "Musa" kecil, seperti pada riwayat nabi Musa. Bisa juga dipakai sebagai galah, misalnya dalam kisah penyaliban Yesus. Ketika Yesus mengatakan: "Aku haus" di kayu salib, ada tentara yang menyodorkan anggur asam dengan menggunakan sebatang galah. Galah tersebut tak lain adalah ya..., buluh itulah.
Ada lagi cerita, ketika Yesus ditangkap, para prajurit memperlakukan Nya dengan tidak hormat, Mereka meletakkan mahkota duri di kepala Nya dan memberikan sebatang tongkat buluh kepada Nya, dengan maksud menghina. Seorang raja biasanya memegang tongkat kekuasaan yang terbuat dari kayu bertahtakan emas intan berlian. Tetapi Yesus, yang konon raja segala raja, dihina dengan hanya memegang tongkat dari buluh. Tidak cuma itu, kepala Yesus yang bermahkota duri pun kadang dipukul dengan tongkat buluh yang dipegang Nya sehingga duri2 makin menancap di kepala. Auww....!
Gitu deh…
MOUTHPIECE..., GUBRAKS!
Ini cerita pengalaman mbak Marintje saat ujian pelajaran saxophone. Kisahnya nih:
Kelar main, pengujinya nanya: "Kalau kamu punya murid saxophone, gimana kamu ngajarin mereka membentuk embouchure?"
Gue terangin sesuai teori: "Bibir bawah jadi landasan, gigi depan berfungsi memegang mouthpiece, bibir menutup. Posisi mouthpiece yang masuk mulut hanya seperempat bagian saja. Begitu, Sir!"
Trus kata pengujinya: "Teorinya bener, tapi tadi kamu mainnya nggak kayak gitu. Tadi itu mouthpiece-mu hampir semua masuk ke mulut!!?" *gubraks*
Anton Sax
Kelar main, pengujinya nanya: "Kalau kamu punya murid saxophone, gimana kamu ngajarin mereka membentuk embouchure?"
Gue terangin sesuai teori: "Bibir bawah jadi landasan, gigi depan berfungsi memegang mouthpiece, bibir menutup. Posisi mouthpiece yang masuk mulut hanya seperempat bagian saja. Begitu, Sir!"
Trus kata pengujinya: "Teorinya bener, tapi tadi kamu mainnya nggak kayak gitu. Tadi itu mouthpiece-mu hampir semua masuk ke mulut!!?" *gubraks*
Anton Sax
MOUTHPIECE, KENDO KENCENG
Dengan saxophone, kita bisa melantunkan lagu, tralala en trilili. Tapi pernahkah mencoba bernyanyi dengan menggunakan mouthpiece nya saja? Bener lho, mouthpiece saxophone (tentunya plus reed), itu bisa juga bernada. Tidak hanya satu atau dua nada, bahkan dia bisa menyuarakan nada2 hingga lebih dari 1 oktaf, dari nada sol rendah sampai nada do tinggi. Kok bisa?
Ya bisa dong, karena di antara reed dan mouthpiece saxophone itu terdapat celah yang dapat kita atur "bukaannya" alias lebar sempitnya dengan menggunakan bibir bawah. Ibaratnya selang air, kita bisa pijit2 ujung selang guna menghasilkan aliran air yang muncrat ke arah jauh atau cukup dekat2 saja. Begitu juga mouthpiece, semakin bibir kita ketat "memijit", nada yang dihasilkan akan semakin tinggi, dan sebaliknya, kala pijitan bibir kita kendorkan, suara mouthpiece akan bernada rendah.
Berlatih bernyanyi dengan mouthpiece ini penting, supaya bibir kita menjadi cukup fleksibel kendo kenceng sehingga bisa sukses menyuarakan nada2 rendah.
Silahkan melantunkan lagu "balonku ada lima", dengan menggunakan mouthpiece saja. Notasinya sbb: 3 4 5 1' 5 3 5 1'...., 2 3 4 2 5 4 3...., 1 1 6 6 7 1' 5 ...., 3 4 5 4 3 2 1... dst.
Anton Sax
HAP!
MOUTHPIECE
Seperti mimi lan mintuno, begitulah mouthpiece dan reed. Saxophone berbunyi hanya jika mouthpiece ditiup (bukan sekedar diemut!). Mouthpiece ini ceper, mirip paruh bebek cerewet, si Donal. Bahannya bisa kayu, metal, atau ebonit. Sedang reed terbuat dari bahan semacam alang-alang yang diiris tipis, ditempelkan di sisi bawah mouthpiece dan diikat kencang dengan ligature. Besar kecil mouthpiece mengikuti ukuran saxophone. Jika kecil, kita masih bisa meniupnya di sudut bibir sehingga masih bisa bersaxophone sembari nyengir. Kalau saxophonenya gede, mouthpiecenya bisa segemuk pisang ambon. Ampun deh!
Anton Sax
Anton Sax
AHLI GIGI, HI-HI-HI
Ahli gigi atau tukang gigi ini adalah profesi jadul, sudah ada sejak jaman dulu. Plangnya ya begitu itu, bergambar gusi yang sedang memamerkan sederet gigi. Dulu sih kita cuek dengan hal2 kayak gitu, maklum kita punya gigi masih sehat dan kuat kala itu. Tapi seiring waktu ternyata gigi2 kitalah yang paling duluan keropos, satu demi satu berguguran.
Tapi berkat jasa si Ahli Gigi, sekarang masih bisalah kita menebar senyum maniseee. Dan meskipun gigi ini imitasi, tapi senyumnya, asli lho! Hi hi hi..
Dan berkat si ahli gigi ini pula, kini main saxophone lancar lagi. Lho, apa hubungannya? Soalnya si mouthpiece kini bisa "stabil" terpegang oleh gigi itu, tak lagi "mrucat mrucut", goyang kanan goyang kiri.
Gitu deh...
Anton Sax
SERUPA
Tombol saxophone ini (palm key) bisa kita bayangkan membentuk gambaran serupa belalang. Dan mong-omong, belalang itu tergolong serangga yang paling sehat lho. Kok bisa? Lha hiya lah, khan ada lagunya: Tepuk ame-ame belalang kupu-kupu, siang makan nasi kalau malam minum susu. Sehat khan?
Begitu juga ngesax (bermain saxophone), bikin sehat lho. He he...
Anton Sax
SERUPA
SERUPA
Mau bilang apa, bentuk saxophone memang fleksibel, hingga membuat ularpun terkecoh. Dan kita juga biasa mengadopsinya guna membentuk huruf, S, J, V, dsb.
Bentuk huruf "S" untuk tulisan Sax, dll.
Bentuk huruf "J" untuk tulisan Jazz, Java, Jacky, dsb.
Dan bentuk huruf "V" untuk tulisan VALENTINE, misalnya.
Gitu deh...
Anton Sax
Wednesday, September 29, 2010
SUARA PEMULA, MORE MORE
SUARA PEMULA, PREEEET, KWEK-KWEK-KWEK
Saxer Pemula jangan berharap akan langsung bisa meniup saxophone semerdu suara tiupan Kenny G. Bisa bikin si mouthpiece berbunyi saja itu sudah lumayan, preeeet..., kwek-kwek-kwek. (Lho kok kayak suara bebek?)
Meski sekarang masih bersuara ala bebek, tak perlu saxer putus cinta. Seiiring waktu nanti, tiupan tentu akan semakin bermutu. Jadi, tetap semangat!
Anton Sax
JEMBATAN KELEDAI UNTUK GANTI KUNCI
Pons Asinorum (jembatan para keledai) dinamakan demikian, karena menurut pengamatan, agar keledai dapat sampai ke tempat seberang dia hanya memerlukan blabag atau batang kayu yang kecil, dan dengan jembatan kecil ini dia bisa sampai ke tujuan.
Dalam hal menghafalkan sesuatu, membuat kunci ingatan kepada apa yang harus diingat dapat ditolong dengan membuat "jembatan keledai ini". Istilah Inggris yang sekarang dipakai ialah mnemonic device, sarana untuk mengingat-ingat sesuatu.
Dengan jembatan keledai itu, menghafalkan sesuatu memang menjadi gampang. (Tapi yang sulit justru mbikin jembatannya itu lho...)
Dan ini ada satu jembatan keledai yang bakal memudahkan kita2 untuk menghapalkan manakala kita ingin/harus bermain saxophone di kunci nada dasar yang berlain-lainan, di nada dasar G, D, A, atau E dst.
Cara mengingat perubahan nada2 dasar tersebut, seperti yang biasa saya praktekkan, adalah sebagai berikut:
Nada dasar “C”, merupakan kunci nada “netral”, artinya tanpa tanda kres (#) ataupun tanda mol (b).
Nada dasar “G”, merupakan kunci nada 1 kres. Dan nada yang “terkena kres” itu adalah nada “si” (7).
Nada dasar “D”, merupakan kunci nada 2 kres. Dan nada yang “terkena kres” adalah nada “mi” dan nada “si” (atau 3 dan 7 atau mi, si).
Nada dasar “A”, merupakan kunci nada 3 kres. Dan nada yang “terkena kres” adalah nada “mi” dan “la” dan “si” (atau 3 dan 6 dan 7 atau mi, la, si).
Nada dasar “E”, merupakan kunci nada 4 kres. Dan nada yang “terkena kres” adalah nada “re” dan “mi” dan “la” dan “si” (atau 2 dan 3 dan 6 dan 7 atau re, mi, la, si).
Nada dasar “B”, merupakan kunci nada 5 kres. Dan nada yang “terkena kres” adalah nada “re” dan “mi” dan “sol” dan “la” dan “si” (atau 2 dan 3 dan 5 dan 6 dan 7 atau re, mi, sol, la, si).
Sedangkan,
Kunci nada dasar “F”, merupakan kunci nada 1 mol. Dan nada yang “kena mol” adalah nada “fa” (atau 4).
Kunci nada dasar “Bes”, merupakan kunci nada 2 mol. Dan nada yang “kena mol” adalah nada “do” dan “fa” (atau 1 dan 4 atau do, fa ).
Kunci nada dasar “Es”, merupakan kunci nada 3 mol. Dan nada yang “kena mol” adalah nada “do” dan “fa” dan “sol” (atau 1 dan 4 dan sol atau do, fa, sol ).
Begitu seterusnya (silahkan cari sendiri kelanjutannya, untuk nada dasar Fis dan Cis).
Gampang khan…
Anton Sax
DO-RE-MI KALA ITU
Dulu ketika saya SD, pak guru dengan telaten mengajari not do re mi. Selalu, setiap belajar lagu, not angkanya dulu yang dinyanyikan. Murid sekelas beramai ramai menyanyi dengan menyebut not2 angka itu. Setelah tahu bagaimana not lagunya, setelah kita bisa berlagu, baru kemudian lagu itu diberi kata2, dikata katai.
Ada pula ketika itu kegiatan extra kurikuler yaitu drum band. Saya kebagian pegang belira, yaitu alat musik sebangsa gambang, cara mainnya dibopong sembari dipukuli. Alat itu inventaris milik sekolahan, tidak bisa dibawa pulang. Apa boleh buat, dirumah terpaksa latihan pakai alat bantu, yaitu orek2 an gambarnya, gambar belira dikertas.
Belira yang asli tidak bisa dilipat lipat, tapi yang ini bisa. Lha wong cuma gambar dikertas, jadi ya bisa dilipat dan di untel2. Nah, tiap ada kesempatan untelan kertas itu saya buka lebar, digelar, siap latihan, pra pagelaran.
Lantaran yang dipukuli atau yang ditabuh itu bukan benda yang sebenarnya, tapi cuma gambarnya doang, maka bunyinya ya cuma klothak klothek gitu, tidak berbunyi ting tang ting tong sebagaimana belira aslinya. Begitupun hati ini senengnya sudah ngudhubilah.
Demi suksesnya latihan, mulut inilah yang kemudian mewakili bunyi notasinya. Sol mi, re do re do, sol la si do si la sol si..., dst. Lagu "Halo2 Bandung" dibunyikan notnya saja, tanpa kata2, tanpa sesumbar.
Terbiasa dengan cara begitu akhirnya benak ini dapat merekam secara otomatis, notasi solmisasi setiap lagu. Bahkan suara sepatu kuda pun kini terdengarnya bukan lagi duk tik dak tik duk, melainkan do mi sol mi do..., gitu.
Itu semua terjadinya dulu kala, ketika teh manis belum model dibotoli, dan ketika semua ayam masih kampungan belum ada ayam negri; ketika saya masih suka kluyuran nonton panggung hiburan di pasar malam Sekatenan.
Anton Sax
Ada pula ketika itu kegiatan extra kurikuler yaitu drum band. Saya kebagian pegang belira, yaitu alat musik sebangsa gambang, cara mainnya dibopong sembari dipukuli. Alat itu inventaris milik sekolahan, tidak bisa dibawa pulang. Apa boleh buat, dirumah terpaksa latihan pakai alat bantu, yaitu orek2 an gambarnya, gambar belira dikertas.
Belira yang asli tidak bisa dilipat lipat, tapi yang ini bisa. Lha wong cuma gambar dikertas, jadi ya bisa dilipat dan di untel2. Nah, tiap ada kesempatan untelan kertas itu saya buka lebar, digelar, siap latihan, pra pagelaran.
Lantaran yang dipukuli atau yang ditabuh itu bukan benda yang sebenarnya, tapi cuma gambarnya doang, maka bunyinya ya cuma klothak klothek gitu, tidak berbunyi ting tang ting tong sebagaimana belira aslinya. Begitupun hati ini senengnya sudah ngudhubilah.
Demi suksesnya latihan, mulut inilah yang kemudian mewakili bunyi notasinya. Sol mi, re do re do, sol la si do si la sol si..., dst. Lagu "Halo2 Bandung" dibunyikan notnya saja, tanpa kata2, tanpa sesumbar.
Terbiasa dengan cara begitu akhirnya benak ini dapat merekam secara otomatis, notasi solmisasi setiap lagu. Bahkan suara sepatu kuda pun kini terdengarnya bukan lagi duk tik dak tik duk, melainkan do mi sol mi do..., gitu.
Itu semua terjadinya dulu kala, ketika teh manis belum model dibotoli, dan ketika semua ayam masih kampungan belum ada ayam negri; ketika saya masih suka kluyuran nonton panggung hiburan di pasar malam Sekatenan.
Anton Sax
DO-RE-MI, NGAPA TIDAK?
Luar biasa… Bayangkan, hanya dari sedikitnya 7 untaian nada do re mi fa sol la dan si, sudah bisa tercipta jutaan komposisi lagu di dunia. Ya, not angka solmisasi tersebut memang luar biasa dan digunakan serta sangat memudahkan bagi penyanyi untuk mempelajari sebuah lagu.
Dan omong2, belajar saxophone sama atau kagak ya dengan belajar menyanyi? Ah, anggap saja sama gitu deh. Jadi, belajar saxophone pakai solmisasi, pakai not angka do re mi…, ngapa tidak?
Anton Sax
Tuesday, September 28, 2010
CERITA KITA2, PERTAMA KALI NGE-SAX
Kala pertama kali aku disodori, rasanya aneh, bingung, deg-degan dan grogi. Banyak tonjolan kecil-kecil yang harus dipencet. Padahal, cara memencetnya tidak boleh sembarangan. Ada aturannya.
Kukulum mulutnya dengan hati-hati, sesuai permintaan. Ia nggereng. Sebabnya terlalu dalam mulutku masuk. Agak kugeser sedikit mendekati bibir, eh.. malah ia berteriak parau. Terlalu gegabah aku mengemutnya. Maklum baru pertama ngulum. Tidak boleh terlalu dangkal atau terlalu dalam.
Bener deh, ternyata meniup saxophone pertama kali itu rasanya memang beraneka, ada deg2an, ada grogi, ada agak bingung, tapi ada juga rasa senang dan lega. Weh, jebul main saxophone itu gampang saja, tidak sesulit yang dibayangkan…
Oleh: Mas Danang
Ya, itulah cerita salah satu teman kita tentang pengalamannya pertama kali nge Sax.
Adakah dulur juga ingin berbagi pengalaman? Silahkan kirim via email ke saya: prihardianto@yahoo.co.id
Ada hadiah T-Shit "I Love Saxophone" untuk ceritamu yang dimuat di sini. Asyik tho...
Anton Sax
Kukulum mulutnya dengan hati-hati, sesuai permintaan. Ia nggereng. Sebabnya terlalu dalam mulutku masuk. Agak kugeser sedikit mendekati bibir, eh.. malah ia berteriak parau. Terlalu gegabah aku mengemutnya. Maklum baru pertama ngulum. Tidak boleh terlalu dangkal atau terlalu dalam.
Bener deh, ternyata meniup saxophone pertama kali itu rasanya memang beraneka, ada deg2an, ada grogi, ada agak bingung, tapi ada juga rasa senang dan lega. Weh, jebul main saxophone itu gampang saja, tidak sesulit yang dibayangkan…
Oleh: Mas Danang
Ya, itulah cerita salah satu teman kita tentang pengalamannya pertama kali nge Sax.
Adakah dulur juga ingin berbagi pengalaman? Silahkan kirim via email ke saya: prihardianto@yahoo.co.id
Ada hadiah T-Shit "I Love Saxophone" untuk ceritamu yang dimuat di sini. Asyik tho...
Anton Sax
PIRANTI2 PENIUP
Sesungguhnya perkara tiup meniup, emut mengemut, sebul menyebul ataupun klamut mengklamut..., sudah tidak asing lagi bagi kita2. Dari sejak bayek pun kita sudah biasa gitu itu. Lahir cenger, mulut kita sudah langsung bisa klamut-klamut..., nyusu. Lepas dari susu, jempol kemudian jadi sasaran, dan kitapun...,ngemut jempol dst.
Ya, bermain dengan mulut serta membunyikan sesuatu dengan mulut sudah biasa dilakukan oleh orang sejak dulu kala. Daun pisang digulung, lalu ditiup. Batang padi dipotong, lalu ditiup. Semua "permainan" tiup2 an dengan bahan sederhana itu menimbulkan bunyi2an yang ternyata sangat menyenangkan dan menghibur hati orang.
Dalam perkembangannya, piranti peniup itu dicoba disambung dengan batang2 berongga semacam pipa. Atau juga disambung dengan batang berongga serta berlubang kecil2 disekujurnya. Dengan adanya batang sambungan dan lubang2 kecil itu, berbagai nadapun kemudian dapat dihasilkan oleh piranti peniup itu. Jadilah kemudian yang semula sekedar mainan anak2 itu berkembang menjadi aneka alat musik tiup sebangsa saxophone, trumpet, oboe dll. seperti yang kita kenal sekarang.
Berbagai model piranti tiup sebagai sumber suara dapat kita sebut, di antaranya: piranti tiup bermodel corong kecil, kayak yang ada pada trumpet, trombone dsb. Atau piranti bermodel buluh (reed), seperti pada saxophone, clarinet, oboe dan bassoon, serta model piranti tiup berupa lubang kecil, seperti pada suling atau flute.
Anton Sax
Ya, bermain dengan mulut serta membunyikan sesuatu dengan mulut sudah biasa dilakukan oleh orang sejak dulu kala. Daun pisang digulung, lalu ditiup. Batang padi dipotong, lalu ditiup. Semua "permainan" tiup2 an dengan bahan sederhana itu menimbulkan bunyi2an yang ternyata sangat menyenangkan dan menghibur hati orang.
Dalam perkembangannya, piranti peniup itu dicoba disambung dengan batang2 berongga semacam pipa. Atau juga disambung dengan batang berongga serta berlubang kecil2 disekujurnya. Dengan adanya batang sambungan dan lubang2 kecil itu, berbagai nadapun kemudian dapat dihasilkan oleh piranti peniup itu. Jadilah kemudian yang semula sekedar mainan anak2 itu berkembang menjadi aneka alat musik tiup sebangsa saxophone, trumpet, oboe dll. seperti yang kita kenal sekarang.
Berbagai model piranti tiup sebagai sumber suara dapat kita sebut, di antaranya: piranti tiup bermodel corong kecil, kayak yang ada pada trumpet, trombone dsb. Atau piranti bermodel buluh (reed), seperti pada saxophone, clarinet, oboe dan bassoon, serta model piranti tiup berupa lubang kecil, seperti pada suling atau flute.
Anton Sax
WARNA SUARA
Aneka istilah dipakai untuk menggambarkan kayak apa sih suara saxophone itu. Di antaranya ada istilah: bright, dark, edgy, pretty, giant, sexy, jazzy, halus, lembut, tebal, tipis, sember dsb. Tapi yang terang suara saxophone itu ya merdu lah yauw.
Berbagai warna suara saxophone itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, bisa oleh alatnya itu sendiri, oleh mouthpiece, oleh reed, oleh embouschure si peniup, bahkan bisa juga oleh karena keadaan ruangan tempat dimana saxophone itu dimainkan.
Namun dari antara faktor yang berpengaruh terhadap suara itu ada hal yang masih dapat kita kendalikan, yaitu setelan mouthpiece serta reed. Dengan cara mengotak atik kombinasi antara mouthpiece dan reed itu bisa dihasilkan warna suara saxophone yang sedikit berlain lainan.
Anton Sax
Berbagai warna suara saxophone itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, bisa oleh alatnya itu sendiri, oleh mouthpiece, oleh reed, oleh embouschure si peniup, bahkan bisa juga oleh karena keadaan ruangan tempat dimana saxophone itu dimainkan.
Namun dari antara faktor yang berpengaruh terhadap suara itu ada hal yang masih dapat kita kendalikan, yaitu setelan mouthpiece serta reed. Dengan cara mengotak atik kombinasi antara mouthpiece dan reed itu bisa dihasilkan warna suara saxophone yang sedikit berlain lainan.
Anton Sax
MAIN SAXOPHONE, ENAK TENAN
BELAJAR SAXOPHONE GAMPANG
Ada orang bilang, kalau mau belajar main saxophone harus belajar clarinet terlebih dahulu...
Kalau kata saya, pengin main saxophone langsung saja belajar saxophone, tak perlu buang2 waktu dengan belajar clarinet.
Saxophone itu lebih gampang dimainkan ketimbang clarinet. Mengapa? Jalarannya saxophone memiliki mekanisme oktaf yang sederhana, tidak rumit seperti pada clarinet. Coba saja...
Anton Sax
Kalau kata saya, pengin main saxophone langsung saja belajar saxophone, tak perlu buang2 waktu dengan belajar clarinet.
Saxophone itu lebih gampang dimainkan ketimbang clarinet. Mengapa? Jalarannya saxophone memiliki mekanisme oktaf yang sederhana, tidak rumit seperti pada clarinet. Coba saja...
Anton Sax
WARNA WARNI SAXOPHONE
Sudah biasa kita melihat saxophone itu berwarna putih perak ataupun kuning emas. Namun aneka warna itu hanyalah lapis luarnya saja. Warna bahan dasarnya pastilah kuning, karena saxophone memang terbuat dari bahan kuningan.
Pelapis warna aneka rupa itu gunanya untuk melindungi bahan kuningan atau brass dari karat, dari oksidasi. Dan sudah tentu juga dimaksudkan agar saxophone jadi terlihat keren.
Tapi mana yang lebih baik, warna perak atau emas? Saya sih bilang semua warna itu baik. Ini sekedar soal selera kok. Lha kalau menyangkut soal apakah perbedaan warna itu mempengaruhi juga “warna” suaranya, saya sih cenderung bilang tidak. Yang berpengaruh terhadap warna suara saxophone bukanlah warna atau kelir saxophone itu melainkan…., terutama keadaan “jerohan” piranti tiupnya alias MP dan juga reed.
Anton Sax
Pelapis warna aneka rupa itu gunanya untuk melindungi bahan kuningan atau brass dari karat, dari oksidasi. Dan sudah tentu juga dimaksudkan agar saxophone jadi terlihat keren.
Tapi mana yang lebih baik, warna perak atau emas? Saya sih bilang semua warna itu baik. Ini sekedar soal selera kok. Lha kalau menyangkut soal apakah perbedaan warna itu mempengaruhi juga “warna” suaranya, saya sih cenderung bilang tidak. Yang berpengaruh terhadap warna suara saxophone bukanlah warna atau kelir saxophone itu melainkan…., terutama keadaan “jerohan” piranti tiupnya alias MP dan juga reed.
Anton Sax
LAIN DULU LAIN SEKARANG
Sekarang, mouthpiece saxophone ditiup dalam posisi reed nya di bawah. Begitu itu cara yang biasa orang lakukan.
Tapi dulu lain lho. Dulu posisi reed justru di atas, menyentuh bibir atas kita. Posisi itu baru berganti ketika seorang pemain clarinet dari Swedia, Benhard Henrick Crussel (1775 - 1838), mempraktekkan cara meniup dengan posisi reed dibawah dan ee..., ternyata lebih siiiip.
Anton Sax
Tapi dulu lain lho. Dulu posisi reed justru di atas, menyentuh bibir atas kita. Posisi itu baru berganti ketika seorang pemain clarinet dari Swedia, Benhard Henrick Crussel (1775 - 1838), mempraktekkan cara meniup dengan posisi reed dibawah dan ee..., ternyata lebih siiiip.
Anton Sax
MUSIK, BAHASA UNIVERSAL
Sejak berita meninggalnya Michael Jackson, emosi dunia seperti tertumpah, sama seperti ketika Putri Diana meninggal pada tahun 1997. Itulah kalimat pembuka ulasan di “Tajuk Rencana” Koran Kompas edisi beberapa waktu lalu.
Pada intinya tajuk itu ingin mengatakan bahwa musik merupakan bahasa universal. Ia tidak membeda bedakan. Ia tidak menciptakan kelas dan tidak muncul dari kelas tertentu hanya untuk kelas tertentu pula. Ia tidak hitam dan tidak putih, tetapi sekaligus bisa hitam dan bisa putih yang bisa diterima oleh hitam dan sekaligus putih.
Jelaslah bagi kita, bahwa fungsi musik adalah sebagai hiburan, sarana edukasi, sensitivitas, atau pengembangan nilai2 luhur dan juga rohani.
Anton Sax
Pada intinya tajuk itu ingin mengatakan bahwa musik merupakan bahasa universal. Ia tidak membeda bedakan. Ia tidak menciptakan kelas dan tidak muncul dari kelas tertentu hanya untuk kelas tertentu pula. Ia tidak hitam dan tidak putih, tetapi sekaligus bisa hitam dan bisa putih yang bisa diterima oleh hitam dan sekaligus putih.
Jelaslah bagi kita, bahwa fungsi musik adalah sebagai hiburan, sarana edukasi, sensitivitas, atau pengembangan nilai2 luhur dan juga rohani.
Anton Sax
Monday, September 27, 2010
SLOMPRET PREEET
Saking banyaknya ragam alat musik tiup, moderen maupun tradisional, ada saxophone, trumpet, clarinet, oboe, serunai, saluang dll, maka sebagian orangpun (awam) bingung tak paham bedanya satu sama lain. Untuk gampangnya semua alat musik yang ditiup itu mereka sebut..., slompret. (Mengacu kepada bunyinya yang prat-pret itu...)
Padahal sebenarnya masing2 mereka punya ciri dan sebutan sendiri...
Anton Sax
SAYANG DISAYANG
TRAINING TAK JEMU
Sejak punya saxophone, saban hari latihan, towat towet towet towet tak jemu2. Pas sebulan sudah agak lancar. Meniup tidak lagi ngos-ngosan. Lagu Putri Solo bisa didendangkan, lagu Monalisa pun..., lancir. Malah kemudian berani nekat naik pentas mengiringi penyanyi kondang Emilia Contesa, melantunkan lagu berjudul Bunga Flamboyan. "Senja itu..., sang dara...., keguguran...dst" Keliru dikit memang, tapi gak apa2. Namanya juga pemula, baru pertama nge-Sax.
Peristiwa itu terjadi di pas acara natalan di kantor, sekian tahun (puluh) silam.
Anton Sax
Peristiwa itu terjadi di pas acara natalan di kantor, sekian tahun (puluh) silam.
Anton Sax
PANDANG TAK JEMU
Saxophone tenor itu seperti sedang tidur. Tubuhnya besar persis ular phyton kekenyangan. Deg deg an hati ini kala pertama melihatnya.
Mata ini tak jemu-jemu memandang. Makin dipandang, e.., dia makin mempesona. Pucuknya sedikit melengkung, bodynya melurus, lalu melengkung lagi. Corongnya melebar seperti bunga sedang mekar. Batangnya dipenuhi pilar serta lubang. Ada juga semacam sulur yang menjulur-julur. Ah, keren amat...
Itulah kesan saat saya memandang si dia, saxophone pertama...
Anton Sax
Mata ini tak jemu-jemu memandang. Makin dipandang, e.., dia makin mempesona. Pucuknya sedikit melengkung, bodynya melurus, lalu melengkung lagi. Corongnya melebar seperti bunga sedang mekar. Batangnya dipenuhi pilar serta lubang. Ada juga semacam sulur yang menjulur-julur. Ah, keren amat...
Itulah kesan saat saya memandang si dia, saxophone pertama...
Anton Sax
KISAH PERBURUAN
Mencarinya tidak mudah. Banyak cerita suka dan duka di baliknya. Hampir seluruh toko musik di seantero Jakarta saya sambangi. Tidak disemua toko ada. Hanya beberapa saja yang sedia. Salah satunya sebuah toko musik di sebelah terminal Kampungmelayu.
Di etalasenya jelas terpajang sebuah benda berkilau, berkesan wah.., mewah. Warnanya kuning, bukan sembarang kuning tapi keemasan. Keadaanya masih baru gres. Tapi sayang seribu sayang, harganya mahal selangit. Lagipula jangankan dicoba, dipegangpun kagak boleh. Jangan! Ah..., sontoloyo!
Untunglah ada seorang kawan mengabarkan kalau pakdenya yang sudah berangkat jompo mau menjual alat musik saxophone miliknya.
Ee..., akhirnya dapet juga. Saxophone tenor itu kondisinya sudah tidak mulus, model tua, made in Amerika.
Anton Sax
Di etalasenya jelas terpajang sebuah benda berkilau, berkesan wah.., mewah. Warnanya kuning, bukan sembarang kuning tapi keemasan. Keadaanya masih baru gres. Tapi sayang seribu sayang, harganya mahal selangit. Lagipula jangankan dicoba, dipegangpun kagak boleh. Jangan! Ah..., sontoloyo!
Untunglah ada seorang kawan mengabarkan kalau pakdenya yang sudah berangkat jompo mau menjual alat musik saxophone miliknya.
Ee..., akhirnya dapet juga. Saxophone tenor itu kondisinya sudah tidak mulus, model tua, made in Amerika.
Anton Sax
LUCKY MAN
Saya biasa menjuluki diri sendiri sebagai "Lucky Man" (bukan Paiman). Lha bagaimana tidak lucky, dulu begitu saya punya saxophone pertama (tenor), saking penginnya untuk segera bisa saya lantas kluyuran nyari kaset. Ee..., dapet satu kaset bersampul gambar sax tenor. Ini dia yang saya cari. Ternyata itu kasetnya Stan Getz, pengesax kondang kelahiran Philadelphia. Dia membawakan lagu2 berirama bosanova, di antaranya lagu The Girl from Ipanema, Desafinado, Wave, delele.
Ya sudah, sejak itu kasetpun saya setel, saya putar bolak balik sampai kusut. Wis jan, Stan Getz itu pancen hajinguk tenan, tiupannya dahsyat bikin kita makin napsu belajar ngesax.
Sekarang, meskipun beliau telah lama tiada (wafat pada 1991 dalam usia 64 tahun), lagu the girl from ipanema dan hembusan saxophonenya masih selalu terngiang di telinga.
Anton Sax
Ya sudah, sejak itu kasetpun saya setel, saya putar bolak balik sampai kusut. Wis jan, Stan Getz itu pancen hajinguk tenan, tiupannya dahsyat bikin kita makin napsu belajar ngesax.
Sekarang, meskipun beliau telah lama tiada (wafat pada 1991 dalam usia 64 tahun), lagu the girl from ipanema dan hembusan saxophonenya masih selalu terngiang di telinga.
Anton Sax
INI SAX VALENTINE
Ini potret salah satu alto saxophone merek Valentine, warna antik. Untuk belajar disarankan memakai saxophone jenis alto seperti ini. Kondisinya anyar gres (100% baru), harga kisaran 4,5 hingga 5,5 juta rupiah. Ada pilihan warna lain, yaitu warna gold ataupun hitam. Barang ada tersedia banyak di Rumah Tiup.
Tombol2 putih serupa kancing baju itu adalah tempat operasi jari jemari kita mengendalikan nada do-re-mi dst.
Cantik ya...
Anton Sax
INI SAXOPHONE, NECK, BODY DAN BELL
INI MOUTHPIECE DAN NECK
Subscribe to:
Posts (Atom)