Sesungguhnya perkara tiup meniup, emut mengemut, sebul menyebul ataupun klamut mengklamut..., sudah tidak asing lagi bagi kita2. Dari sejak bayek pun kita sudah biasa gitu itu. Lahir cenger, mulut kita sudah langsung bisa klamut-klamut..., nyusu. Lepas dari susu, jempol kemudian jadi sasaran, dan kitapun...,ngemut jempol dst.
Ya, bermain dengan mulut serta membunyikan sesuatu dengan mulut sudah biasa dilakukan oleh orang sejak dulu kala. Daun pisang digulung, lalu ditiup. Batang padi dipotong, lalu ditiup. Semua "permainan" tiup2 an dengan bahan sederhana itu menimbulkan bunyi2an yang ternyata sangat menyenangkan dan menghibur hati orang.
Dalam perkembangannya, piranti peniup itu dicoba disambung dengan batang2 berongga semacam pipa. Atau juga disambung dengan batang berongga serta berlubang kecil2 disekujurnya. Dengan adanya batang sambungan dan lubang2 kecil itu, berbagai nadapun kemudian dapat dihasilkan oleh piranti peniup itu. Jadilah kemudian yang semula sekedar mainan anak2 itu berkembang menjadi aneka alat musik tiup sebangsa saxophone, trumpet, oboe dll. seperti yang kita kenal sekarang.
Berbagai model piranti tiup sebagai sumber suara dapat kita sebut, di antaranya: piranti tiup bermodel corong kecil, kayak yang ada pada trumpet, trombone dsb. Atau piranti bermodel buluh (reed), seperti pada saxophone, clarinet, oboe dan bassoon, serta model piranti tiup berupa lubang kecil, seperti pada suling atau flute.
Anton Sax
Lokasi Pengunjung Blog
Tuesday, September 28, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment