Lokasi Pengunjung Blog

Saturday, November 29, 2008

BIOLA, SI JELITA DARI CREMONA



BIOLA, SI JELITA DARI CREMONA


Oye rupa, oke suara. Tak heran jika jagad menyukainya. Dan seperti layaknya selebriti, sosok terkenal, perjalanan hidupnya dipenuhi kabar-kabari, kabar skandal, sas-sus dsb. Siapakah gerangan dia?
---------------------

Proporsinya pas, barangkali itu yang membuatnya terlihat jelita. Siluetnya persis gambaran sosok ideal wanita, ramping di pinggang, enak dipandang. Make upnya berupa plitur warna jingga kecoklatan. Puncak kepala berhias ukiran serupa sanggul, komplit dengan empat buah konde di kiri dan kanan. Itu baru tampilan, belum lagi suaranya, Wis jan..., apik tenan.

Sudah pasti, untuk merancang dan membuatnya menjadi seperti itu dibutuhkan bukan hanya ketrampilan selevel tukang kayu biasa, tapi tukang yang tahu ilmu matematik, arsitektur, ilmu akustik, ilmu kimia, ilmu musik serta berdaya kreasi tinggi. Dan Andrea Amati, seorang luthier atau pembuat alat musik lute, gitar dan sebangsanya yang berasal dari Cremona, Itali, telah berhasil menciptakan alat itu abad ke 15 yang lalu. Alat musik gesek berdawai empat karya ciptanya itu kita kenal dengan sebutan violin atau biola....

Beruntung, keahliannya membuat biola tidak dimonopoli oleh pak Andrea sendiri tetapi diwariskan turun temurun kepada para putra, sanak kadang, handai taulan serta para murid. Diwariskan lewat generasi ke generasi, lewat abad ke abad. Dan di antara para murid terdapat nama Guarneri abad 16 serta Stradivari, sebuah nama yang tidak asing lagi bagi kita, yang hidup di abad ke 17.

SOSOK BIOLA ATAU VIOLIN

Sosok biola atau violin terdiri dari beberapa bagian, atas, samping dan bawah. Bagian atas disebut soundboard, atau top plate, atau table atau belly. Nama bagian lainnya adalah neck, fingerboard, scroll, peg, pegbox, F hole, bridge, soundpost, senar, fitting, chainrest dan tailpiece.

Scroll berada persis di ujung fingerboard bentuknya artistik, serupa gelungan. Di tengah-tengah top plate, terpasang potongan kayu tipis yang disebut bridge, berfungsi sebagai penumpu senar. Soundpost atau soulpost berada di dalam bodi, posisinya tegak berdiri persis di bawah salah satu kaki bridge. Soundpost itu berfungsi sebagai tiang penopang sekaligus penghantar vibrasi dari papan atas ke papan bawah. Kita dapat mengintip keberadaannya melalui celah F hole yang terdapat di papan atas. Di dekat scroll, ada empat buah senar terpasang pada tuning pegs di dalam pegbox. Senar itu besarnya berbeda-beda.

BIOLA ATAU VIOLIN PANCEN ISTIMEWA

Yang sungguh istimewa, alat musik biola atau violin itu berhasil dirancang untuk segala usia. Semua umur akan dapat memainkannya. Ya…, biola itu bisa dibuat di berbagai ukuran sesuai dengan jangkauan lengan dan jemari tangan masing-masing kita. Ada ukuran anak-anak hingga ukuran untuk orang dewasa. Dimulai dari biola berukuran penuh atau ukuran dewasa 4/4, kemudian ukuran 3/4, 1/2, 1/4, 1/8, 1/10, 1/16, dan yang mini 1/32. Biola 4/4 memiliki panjang bodi sekitar 35 cm. Biola 3/4 sekitar 33 cm dan ukuran 1/2 sekitar 30 cm. Kita perlu catat bahwa biola 3/4 bukan berarti 1/4 kurang dari ukuran penuh.

Ada juga biola yang berukuran spesial, yaitu ladies violin. Biola ini merupakan biola untuk dewasa namun sedikit lebih mungil dibanding biola ukuran penuh. Biola for ladies ini biasa disebut juga biola 7/8 dan sangat cocok dimainkan oleh jari-jari lentik mereka.

PIRANTI GESEK

Ada satu piranti penting yang tak dapat dipisahkan dari biola yakni alat penggesek yang disebut bow. Bow berujud seperti busur panah, panjang sekitar 75 cm dan beratnya kurang lebih 60 gram. Bagian pangkal bow disebut frog atau nut atau heel. Helaian tali tipis mirip pita kado terpasang di ujung hingga ke pangkal bow itu. Dan percaya atau tidak, tali penggesek senar itu aslinya dibuat dari helai-helai rambut ekor kuda… betina!

DIGESEK

Main biola tak perlu mata. (Lha hiya lah, karena kita bukan mau main mata…). Sebelum tongkat penggesek atau bow difungsikan untuk menggesek, talinya perlu kita gosok dulu dengan rosin agar peret. Selesai digosok-gosok, kita bisa mulai menyandarkan pantat biola itu di pundak kiri. Jari-jari tangan kiri kita siapkan untuk beraksi mengatur nada di sepanjang finger board. Pangkal bow kita pegang dengan tangan kanan kemudian kita dapat mulai menggesekkan tali bow itu kearah senar yang dituju. Kita gesek naik dan turun sehingga biola bersuara mendesah, menjerit, mencicit, meringkik dan lalu berlagu tralala dan trilili. Begitulah kira-kira.

MAFIA

Seiring jaman biola itupun berangkat populer. Metode pengajarannya berkembang. Para violis, para pemain biola handal seperti Vanessa Mae bermunculan, disamping ada juga pemain yang sekedar amatiran…

Banyaknya penggemar membuat pasar biola menjadi riuh semarak. Di dalamnya terlibat kelompok para pedagang yang berhadapan dengan kelompok calon konsumen. Terlibat kelompok pakar berhadapan dengan kelompok bakal. Dan seperti biasa, di tengah pasar raya semacam itu ada mafia pencari mangsa, yang tega mengakali dan menipu calon pembeli.

Tak tanggung-tanggung mereka terdiri dari oknum yang seharusnya paling dapat dipercaya, yakni para dealer, apraisal serta balai lelang. Modusnya, biola kelas kambing di tempeli label nama besar, biola ecek-ecek diberi label dan diaku sebagai karya maestro. Gilanya, diterbitkan pula sertifikat jaminan keaslian dan kemudian biola itu…, dilelang!

Skandal pemalsuan atau pembajakan merek seperti itu banyak terjadi di masa lalu. Nama Stradivarius paling sering dipalsukan. Namun bukan hanya dia saja, AMATI, GUARNERI, dan STAINER, juga CAPPA, DALLA COSTA, KLOZ (KLOTZ), DUKE, BANKS, GAGLIANO, GUADAGNINI, RUGGIERI, TONONI, VUILLAUME, MONTAGNANA dll. Namanya juga sering dicatut.

Saking banyaknya kasus, dibuatlah kemudian kode etik pelekatan label atau aturan dagang pada tahun 1958. Inti aturan, berdagang biola musti jujur. Biola jiplakan atau biola hasil foto copy musti dibilang biola copy. Biola tidak orisinil alias orasinil tidak boleh dibilang sebagai biola orisinil dsb.

BISA APES DONG

Meski tipa-tipu itu peristiwa jadul, jaman dulu, namun hingga kini dampaknya masih terasa. Hari berganti, biola-biola berlabel palsu yang dulu dipersoalkan itu sekarang otomatis menjelma menjadi biola-biola tua. Mereka dapat ditemukan di mana-mana, tersebar di seluruh penjuru dunia. Mereka menjadi biola dengan dosa asal, dengan membawa label aspal (asli tapi palsu). Dan bukan tidak mungkin kitapun telah menjadi salah satu korban. Tiwas kita merasa bangga punya biola tua bermerek, tiwas kita beli mahal, tak tahunya itu biola bodong. Wah..., apes dong.

DESAS-DESUS

Berita tentang mafia pemalsu label membuat kita kaget. Tapi kisah yang lain ini, desas-desus seputar biola bisa bikin kita bingung. Soalnya:

- Ada yang bilang biola tua lebih bagus disbanding biola baru. Sementara orang lain bilang biola baru lebih bagus dari yang lama.
- Ada yang bilang biola bagus itu pasti mahal. Orang lain bilang biola mahal pasti bagus.
- Ada orang bilang biola buatan Asia kurang bagus dibanding biola made in Eropa.
- Ada orang bilang, biola dengan bodi kayu bermotif macan loreng lebih bagus suaranya ketimbang yang lain, yang tidak bermotif loreng.
- Ada orang bilang pada label apabila dua digit angka tahun terakhir berupa tulisan tangan dengan pensil, bukan dicetak, itu berarti label asli, dsb.

Semua yang dibilang itu tentu tidak seluruhya benar. Ada yang kabar burung tapi juga ada yang memang kabar betul. Ada yang mitos dan ada yang yektos. Bingung dah …..

BIOLA STRADIVARI

Kabar-kabari seputar biola memang cukup seru. Info mutakhir berkisah tentang biola Stradivari yang harganya kini melangit. Konon salah satu biola yang dijuluki “The Hammer”, laku 3,5 juta US dolar pada bulan Mei 2006. Biola Stradivari yang lain laku lebih dari 2 juta dolar pada bulan april 2005. Yang lain lagi terjual seharga 2,7 juta dolar pada April tahun ini, melalui balai lelang Christie.

Ya, kalau boleh diumpamakan, biola langka itu ibarat lukisan. Karya handmade, karya semata wayang, tidak ada duanya. Contohnya Stradivari, membuat biola secara handmade, menggarap sendiri biola itu dari awal proses hingga karya itu tuntas.

Dengan cara kerja seperti itu tentunya tidak akan banyak karya yang kemudian dapat dihasilkan. Diperkirakan hanya ada 1.100 buah instrumen. biola, viola, cello, gitar dan harpa yang dibuat di sepanjang hayatnya. Dari jumlah itu karya yang berhasil selamat hanya ada sekitar 650 buah saja. Sisanya mungkin telah hancur atau masih tersembunyi entah di mana. Jadi wajarlah kiranya kalau biola buah karya Stadivari kini menjadi barang langka dan sangat berharga.

PANCEN OYE

Namun di luar aneka kisah itu, kita perlu setuju bahwa sosok biola memang sungguh cantik, apik dan artistik. Tak peduli itu biola spesial atau sekedar biola biasa, semua mereka enak dipandang, enak didengar dan enak dimainkan. Ya…, biola pancen oye.

Jadi jangan bimbang dan ragu, pengin nggesek, gesek saja biola dan dendangkan lagu gelang sipatu gelang atau apapun. Tapi jangan lupa…, sarapan! (Lho, kok gak nyambung?)

Anton Pri.

No comments: